WAHANANEWS.CO, Jakarta - Warga RT 06 RW 04, Kelurahan/Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), telah lama mengeluhkan pencemaran air di lingkungan yang dikepung sampah. Permukaan air tanah di perkampungan dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang sudah tidak layak dikonsumsi.
"Semua aktivitas pakai air galon beli. Jadi nambah pengeluaran soalnya sehari itu bisa empat galon buat minum, masak, dan lain-lain," kata Agus, salah satu warga ditemui wartawan di kediamannya, Selasa (28/10/2025).
Baca Juga:
Kritik Leony Soal LKPD Tangsel Dijawab Wali Kota: Semua Transparan Sejak 2019
Sementara untuk kebutuhan mencuci pakaian dan atau mandi terpaksa menumpang di rumah warga sekitar. Warga mengaku sudah mengadukan masalah ini ke pemerintah daerah setempat.
Agus bilang selama ini pemerintah setempat tidak ada solusi. Bahkan gunungan sampah di TPA Cipeucang sudah semakin dekat dengan rumahnya. Bahkan ada bidang lahan milik keluarga yang sudah tertimbun sampah.
"Ini tanah udah dari turun temurun. Dari zaman nenek saya," terang pria paruh baya tersebut.
Baca Juga:
Soroti Anggaran Fantastis Tangsel, Leony Vitria: Souvenir Rp 20 M, Rapat Rp 60 M
Sementara Uum (60), mengaku air tanah permukiman warga sudah tidak layak dipakai sejak setahun lalu. Ia mengaku para warga menerima bantuan air bersih yang diantarkan ke toren-toren warga.
"Udah enggak bisa dipakai ya sekarang. Ada setahun yang lalu, tadinya saya itu enggak pake air ini, beli mulu pake air galon. Karena udah repot, air enggak cukup, boleh beli, akhirnya dikirimin toren," keluhnya.
Ketua RT 06 RW 04 Serpong, Idik Tasdik menyatakan selokan sudah nyaris tertimbun longsor gunungan sampah. Menurut dia, ada enam kepala keluarga (KK) yang paling terdampak sampah di lingkungannya.