WahanaNews.co | Masyarakat dan pemerintah daerah di Sulawesi
Barat (Sulbar) harus mewaspadai gempa susulan dan kemungkinan adanya potensi tsunami di wilayah tersebut.
"Kemungkinan masih ada potensi gempa susulan yang bisa mencapai kekuatan seperti yang sudah
terjadi atau lebih," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), Dwikorita
Karnawati,
dalam konferensi pers daring, Jumat (15/1/2021).
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Dwikorita mengungkapkan,
akibat kondisi batuan sudah diguncang
gempa sebelumnya,
dan sudah rapuh karena pusat gempa di
pantai, memungkinkan terjadinya
longsor di bawah laut,
sehingga dapat berpotensi tsunami.
"Kami imbau masyarakat di daerah terdampak tidak hanya
menjauhi bangunan yang rentan atau gedung-gedung, tapi juga apabila kebetulan masyarakat di wilayah
pantai dan merasakan guncangan gempa lagi
segera menjauhi pantai,
tidak perlu menunggu peringatan dini," tambah dia.
Disebutkan, evakuasi harus segera dilakukan. Karena, seperti kejadian sebelumnya di Palu pada 2018, tsunami terjadi hanya dalam waktu sekitar tiga menit setelah gempa bumi,
sementara peringatan dini belum dikeluarkan.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Sebelumnya, wilayah Majene di Provinsi Sulawesi Barat, pada Jumat (15/1/2021),
pukul 01.28 WIB,
diguncang gempa dengan
magnitudo 6,2.
Gempa bumi tersebut masih merupakan rangkaian gempa dengan magnitudo 5,9 yang terjadi pada Kamis (14/1/2021), pukul 13.35 WIB.
Hingga pukul 06.00 WIB,
BMKG mencatat telah terjadi 28 kali gempa bumi di wilayah tersebut.
"Memang dua gempa yang
cukup signifikan sebelumnya tidak berpotensi tsunami, namun dikhawatirkan jika terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang sama dapat memicu potensi tsunami," ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat di sekitar pantai segera
menyiapkan lajur evakuasi,
dan segera evakuasi mandiri jika terjadi gempa dengan kekuatan yang cukup kuat.
"Kami imbau masyarakat agar tetap tenang dan berupaya ke
lokasi yang aman jauh dari bangunan, terus memonitor informasi BMKG melalui berbagai kanal, baik info
BMKG dan lainnya," tambah Dwikorita.
Menurut pantauan BMKG, gempa dinihari
tadi guncangannya dirasakan di daerah Majene dan Mamuju
pada skala IV-V MMI,
serta Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, dan Mamasa pada skala III MMI.
Pada skala III MMI,
getaran gempa dirasakan
nyata di dalam rumah dan terasa seperti ada truk berlalu.
Pada skala IV MMI,
getaran gempa pada
siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah dan beberapa orang di
luar rumah,
serta menyebabkan gerabah pecah, jendela/pintu berderik, dan dinding berbunyi.
Getaran pada skala V MMI,
dirasakan oleh hampir semua penduduk, membuat banyak orang terbangun, serta
menyebabkan gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang
besar bergoyang.
Berdasarkan laporan BPBD setempat, gempa tersebut menyebabkan kerusakan sejumlah bangunan, dan sejauh ini dikabarkan ada enam
orang meninggal dunia serta ratusan
luka-luka. [qnt]