WahanaNews.co | Sebanyak 45 sekolah binaan Wahana Visi Indonesia (WVI) di Manggarai Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi sekolah contoh bagi pembelajaran baik terutama dalam bidang literasi.
"WVI sudah membina 45 sekolah dasar di Kabupaten Manggarai Timur tentu kami berharap 45 sekolah ini dapat menjadi role model atau contoh pembelajaran yang baik bagi sekolah-sekolah yang lain terutama dalam bidang literasi," ujar Bupati Manggarai Timur, Provinsi NTT Andreas Agas seperti dalam keterangan tertulis WVI yang diterima di Kupang, Sabtu (17/6/2023).
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Andreas Agas mengatakan hal itu dalam kegiatan workshop praktik baik pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur dalam penutupan program pendidikan WVI.
Wahana Visi Indonesia (WVI) telah mengenalkan program pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur yang berlangsung sejak 2021-2023 dengan sasaran pada pemenuhan hak anak melalui akses pada pendidikan yang berkualitas dan memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang optimal melalui lima program yaitu penguatan literasi baca siswa SD melalui program organisasi penggerak (POP), perpustakaan ramah anak melalui program Legacy.
Selain itu juga dilakukan pembangunan gedung sekolah melalui program RE-SOLID, wesang recontruction dan pembiasaan aktivitas fisik melalui program BOKS.
Baca Juga:
Ketum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo, Salurkan Bantuan Untuk Pengungsi Erupsi Lewotobi
Menurut Andreas Agas WVI telah membangun 39 perpustakaan yang telah direnovasi dan 6.253 judul buku bacaan telah didistribusikan di sekolah-sekolah itu.
"Harapannya anak-anak bisa dengan mudah mengakses buku bacaan dengan lingkungan yang menyenangkan dan relevan dengan usia mereka," ungkap Andreas Agas.
Andreas Agas menyampaikan terima kasih terhadap WVI yang telah membantu pemerintah dalam melakukan peningkatan kualitas pendidikan di Manggarai Timur.
Dia mengatakan intervensi program pendidikan yang dilakukan menghasilkan dampak yang positif bagi peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah yang dilakukan pendampingan.
Sementara itu National Program Manager Program Organisasi Penggerak (POP)-WVI Hotmianida Panjaitan mengatakan pendampingan dilakukan WVI sebagai stimulasi dan memberikan dasar agar anak di daerah ini bisa berkembang menjadi pribadi yang utuh ke depannya.
"Rendahnya kemampuan literasi anak menjadi salah satu isu memprihatinkan dalam pendidikan dasar terlebih lagi jika bersamaan dengan kompetisi tenaga pendidiknya," katanya.
Ia mengatakan di Kabupaten Manggarai Timur anak hanya dapat membaca rata-rata 33 kata dengan benar per menit sedangkan standar anak di usia kelas 3 SD mestinya mampu membaca 80 kata per menit.
Selain itu, kompetensi tenaga pendidik di Sekolah Dasar masih jauh di bawah standar hanya 17,1 persen guru mengantongi sertifikasi di jenjang Sekolah Dasar (Neraca Pendidikan Indonesia, 2021).
Dia mengatakan sejak tahun 2021, WVI bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Program Organisasi Penggerak (POP) berhasil meningkatkan kapasitas 475 guru dan 59 Kepala Sekolah tentang metode dan teknis pembelajaran literasi menggunakan modul Wahana Literasi.
Ia mengatakan para guru telah ditingkatkan kapasitas dalam merancang dan membuat pembelajaran di kelas yang menyenangkan, juga lingkungan kelas yang mendukung dan alat permainan edukatif (APE) dari material lokal.
"Sedangkan pelatihan manajemen, kepemimpinan dan pembuatan program sekolah menjadi fokus untuk para kepala sekolah dampingan dan pengawas sekolah untuk mendorong program literasi di sekolah," tutup Hotmianida Panjaitan.
[Redaktur: Zahara Sitio]