WAHANANEWS.CO, Jakarta - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) menilai bahwa program Pendidikan Berkarakter Bela Negara yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, patut dievaluasi secara eksternal untuk mengukur dampaknya secara objektif.
Meski demikian, LPAI mengakui program ini telah menunjukkan hasil positif dalam dua pekan pelaksanaannya. Sejumlah remaja bermasalah dinilai mengalami perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Baca Juga:
Dikaitkan dengan Putri Candrawathi, Angelina Sondakh Buka Suara
“Evaluasi harus dilakukan sampai program ini selesai. Kami pun akan memantau langsung. Kalau hasilnya benar-benar positif, jangan ragu menjadikannya gerakan nasional. Jangan gengsi,” kata Ketua LPAI, Seto Mulyadi, atau yang akrab disapa Kak Seto, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa evaluasi penting dilakukan sebagai bagian dari pengawasan pasca-program terhadap siswa-siswa yang telah mengikuti pelatihan.
Apabila ditemukan kekurangan dalam pelaksanaan, menurutnya, perbaikan harus segera dilakukan agar program ini semakin optimal.
Baca Juga:
Arist Merdeka Peringatkan Kak Seto: Tak Perlu Turun Tangan Lindungi Anak-anak Sambo
Kak Seto juga mengungkapkan pentingnya kehadiran pendidikan nonformal sebagai pelengkap dari pendidikan formal di sekolah dan pendidikan informal di lingkungan keluarga.
Salah satu bentuknya adalah kegiatan pelatihan bela negara yang digelar di Dodik Rindam III/Siliwangi, Cikole, Lembang.
“Ini bisa jadi salah satu alternatif pendidikan yang berdampak nyata. Saya sendiri sampai meneteskan air mata karena terharu melihat perubahan anak-anak. Bahkan ada seorang ibu yang sampai pingsan karena tak kuasa menahan emosi,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa anak-anak sangat membutuhkan sentuhan kasih sayang, baik dari orangtua, guru, maupun para pemimpin.
Dukungan emosional ini menjadi elemen penting dalam proses pembentukan karakter mereka.
Menurut Kak Seto, program bela negara ini mampu menjadi jalan bagi anak-anak yang selama ini sulit berkembang akibat tekanan lingkungan dan masalah keluarga.
“Sejak awal saya katakan, beri kesempatan. Saya lihat dan bicara langsung dengan mereka. Sampai hari ini saya bisa menyimpulkan: ini adalah langkah yang sangat gemilang,” tutupnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]