Penelitian tersebut dilakukan di tiga kota di Jawa Barat, yaitu: Bandung, Garut, dan Sukabumi.
Beberapa kategori yang ditemukan dari penelitian ini adalah kategori nama makanan jajanan pasar, makanan populer, makanan basah, dan makanan tradisional.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Khusus kategori makanan tradisional, Elvi dan tim belum bisa menganalisis karena dibutuhkan pemahaman mendalam seperti sejarahnya.
Dari tiga kota ini, ditemukan banyak nama makanan unik, salah satunya makanan yang terbuat dari bahan dasar aci atau tepung kanji.
“Contohnya, Ada makanan yang diberi nama dari cara memakannya seperti ‘citruk’. ‘Citruk’ yang artinya ‘aci ngagetruk’ menghasilkan bunyi ‘getruk’ saat digigit karena teksturnya yang keras. Hal ini menjelaskan bahwa hanya dari nama saja bisa menentukan konsumen dan konsumen juga bisa memilih produk yang akan dibeli,” paparnya.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Madiun Resmikan Sekolah Terintegrasi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Elvi juga menjelaskan kalau orang Sunda suka memberikan nama makanan dengan cara diulang-ulang atau reduplikasi.
Contohnya, makanan “bala-bala” diambil dari kata bala yang dalam bahasa Sunda artinya tidak bersih atau tidak rapi.
Nama ini disematkan karena isi dari bala-bala adalah berbagai macam sayuran yang dicampur tepung dan dibentuk secara asal.