Berbekal dari antusiasme masyarakat, akhirnya Aiptu Kasdulah dan keluarga menggunakan uang pribadi yang ia peroleh dari hasil jerih payahnya selama berdinas di institusi kepolisian untuk membiayai pembangunan gedung sekolah SMK tersebut.
"Secara bertahap saya bersama keluarga membangun gedung sekolah sendiri dari uang pribadi. Awalnya satu ruangan, dua ruangan, lalu tiga ruangan. Kemudian pada tahun 2013, kita baru mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk gedung dan bangunan ini," terang dia.
Baca Juga:
Raih Gelar Master SDM dari AS, Penerima Beasiswa LPDP Maria Jochu Kembali ke Papua Jadi Lurah
Aiptu Kasdulah berharap, sekolah gratis yang ia dirikan itu dapat membantu masyarakat kurang mampu dan anak yatim agar dapat memperoleh pendidikan yang layak untuk dijadikan sebagai bekal mereka dimasa depan.
Kepala Sekolah SMK Pembangunan, Sri Anisa menyampaikan, SMK yang ia pimpin itu sudah berdiri selama 13 tahun dan sudah meluluskan sebanyak sepuluh angkatan.
Hingga saat ini, SMK Pembangunan sudah memiliki sebanyak 9 kelas dengan 3 jurusan, diantaranya, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM), serta Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
Baca Juga:
Kisah Inspiratif Pedagang Bakso, Dari Penghasilan Rp2.500 Kini Beromzet Rp60 Juta per Hari
"Dari tiga jurusan itu masing-masing memiliki tiga kelas, jadi totalnya ada sembilan kelas. Untuk jumlah murid dari kelas 1, 2, dan 3, totalnya saat ini ada sekitar 300 siswa," ujar dia.
Seorang Siswi di SMK Pembangunan kelas 10 TKJ, Putri Pratiwi mengatakan, ia merasa bangga dan bersyukur dapat bersekolah di SMK Pembangunan. Menurutnya, selain biayanya gratis, fasilitas yang dimiliki sekolah tersebut pun sangat lengkap.
"Saya baru satu tahun sekolah di SMK Pembangunan ini, saya sangat senang dan bangga. Karena selain fasilitasnya lengkap, sekolah di sini juga gratis, dari mulai seragam, biaya pendidikan, dan biaya praktek Alhamdulillah semuanya gratis," kata dia.