WahanaNews.co | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya Wali Kota Surabaya melarang peserta didik SD dan SMP untuk study tour ke luar Kota Pahlawan untuk memastikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua siswa.
"Wisuda saja tidak boleh kok. Kalau kita sudah arahkan, tidak ada wisuda kalau bayar, kecuali komite, sama dengan study tour," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Kamis (16/5/2024).
Baca Juga:
Cegah Stunting, Pemkot Surabaya Bakal Dirikan Sekolah Orang Tua Hebat di 153 Kelurahan
Larangan ini didasari oleh komitmen Pemkot Surabaya untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua siswa. Study tour yang membebani orang tua siswa dinilai tidak sejalan dengan komitmen tersebut.
"(Larangan) sudah dari dulu. Kebijakannya tidak pernah berubah ya, kita sudah bunyikan," jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menyatakan pihaknya akan mengeluarkan surat edaran resmi terkait imbauan ini. Surat edaran tersebut akan memuat alternatif kegiatan perpisahan yang dapat dilakukan di sekolah atau di dalam Kota Surabaya.
"Harapan kami tadi, bentuknya bisa di sekolah atau mungkin bisa pergi tapi dalam kota saja. Contoh misal anak-anak wisata ke mangrove, kan banyak spot-spot wisata kita (Surabaya)," jelas Yusuf.
Namun demikian, Yusuf menekankan bahwa imbauan ini bukan untuk membatasi kreativitas sekolah. Tetapi untuk memastikan bahwa kegiatan tidak membebani orang tua siswa.
Baca Juga:
PLN dan Pemkot Surabaya Pangkas Pohon Dekati Jaringan Listrik
"Kalau misalkan kita sampaikan ya mestinya semua harus bisa memahami itu. Surat edaran Dispendik keluar sebelum liburan, segera," ungkapnya.
Sementara Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Negeri Surabaya, Cipto Wardoyo, menyatakan SMP Negeri di Surabaya sudah tidak melaksanakan study tour ke luar kota selama beberapa tahun terakhir.
"Selama ini memang untuk negeri itu tidak pernah mengadakan kegiatan tour ke luar kota, sudah beberapa tahun kami sudah tidak melaksanakan study," kata Cipto.
Menurut dia, selama beberapa tahun terakhir, bentuk perpisahan yang dilakukan SMP Negeri di Surabaya lebih banyak berupa ajang kreativitas anak-anak. Misalnya berupa panggung hiburan yang menampilkan bakat dan minat anak-anak tersebut.
"Jadi misalkan penampilan kelas 9A, 9B, itu sebagai bentuk kenangan anak-anak selama sekolah 3 tahun di sekolah tersebut," tutupnya.