WahanaNews.co | Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menjadi pujian dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani soal kreativitasnya di bidang beasiswa.
Menurut Sri Mulyani, level negosiasi saat ini luar biasa agresif di semua universitas terbaik dunia.
Baca Juga:
Kinerja Pendapatan Negara Tahun 2024 Masih Terkendali, Menkeu: Ada Kenaikan Dibanding Tahun 2023
"Ini memungkinkan kita untuk bisa mengirimkan makin banyak namun juga dengan biaya yang makin baik, dan juga dari ownership universitas yang menerima mahasiswa kita juga tahu bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang luar biasa," kata Sri dalam Acara Puncak LPDP Festival 2023 di Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Kata dia, kini Indonesia melakukan kerja sama government to government (G2G), terutama dengan pemerintah China melalui program co-funding, mendidik tenaga ahli di bidang metalurgi, nikel, dan cobalt untuk ekosistem mobil listrik dan baterai.
Pihaknya juga melakukan kerja sama G2G dengan pemerintah Belanda dan Singapura melalui kerja sama di bidang maritim, pertanian, dan kewirausahaan.
Baca Juga:
Hadiri Rakornas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2024, Menkeu: Awal Sinergi yang Baik
"Bapak Presiden, kita juga melakukan tindak lanjut dari kunjungan Bapak Presiden ke Australia," jelas Sri.
Saat ini telah disepakati pemberian beasiswa juga dilakukan co-funding dengan pemerintah Australia dan Indonesia. Ini untuk mendidik para putra putri Indonesia di sektor yang menjadi prioritas nasional.
Tak hanya itu, LPDP bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memberikan beasiswa kepada dokter-dokter spesialis dengan prioritas 1.000 dokter spesialis per tahun.
"Ini sekarang baru 600 yang masuk bapak, jadi uangnya ada, orangnya enggak ada. Agak sombong sedikit menterinya," kata Sri sambil tersenyum.
Dia menegaskan bahwa pihaknya terus memberikan dukungan terhadap program-program prioritas nasional.
Terlebih, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar sumber daya alam (SDA) di Indonesia bisa diolah melalui program hilirisasi, maka LPDP hadir untuk memberikan dukungan dalam bentuk beasiswa SDM RI.
"Sekarang sudah dikirim ke berbagai universitas, termasuk untuk hilirisasi. Di China, kami juga melakukan negosiasinya, sekarang luar biasa ketat karena banyak negara tahu bahwa kita punya uang, kami bisa bernegosiasi 'Anda berkontribusi 30 persen, 50 persen kita, 50 persen saya kirim murid ke sana', jadi biayanya semakin baik," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]