Kemudian bantuan uang saku yang diberikan setiap hari. Untuk nilainya disesuaikan jenjang sekolah. Pelajar SD mendapatkan Rp10 ribu per hari, SMP Rp15 ribu per hari, dan SMA Rp20 ribu per hari.
Juga ada bantuan uang transportasi, para pelajar SD mendapatkan Rp10 ribu per hari, SMP Rp15 ribu per hari, dan SMA Rp20 ribu per hari.
Baca Juga:
DAMRI Hadirkan Transportasi untuk Antar Penari di Ajang Festival Gandrung Sewu 2024
Dengan serangkaian upaya itu, Pemkab berharap kasus putus sekolah dapat ditekan dan dientaskan. "Kita sih pinginnya zero," tegas Ratno.
Sebelumnya Komisi IV DPRD Banyuwangi menyoroti tingginya angka putus sekolah di wilayah setempat. Catatan dewan di tahun 2022, total ada 4.834 siswa di Banyuwangi yang harus berhenti sekolah.
Sekretaris Komisi IV DPRD Banyuwangi, Khusnan Abadi mengatakan kasus tertinggi berada di Kecamatan Muncar, mencapai 459 siswa.
Baca Juga:
Pemerintah Banyuwangi Komitmen Jadikan Balap Sepeda Instrumen Olahraga dan Pariwisata
Disusul Kecamatan Genteng mencapai 408 siswa, Kecamatan Wongsorejo 372 siswa dan Kecamatan Kalibaru 263 siswa.
"Lainnya di bawah itu," ujar Khusnan.
Dia pun heran dengan persolan ini. Melalui anggaran yang sudah ada, padahal Dinas Pendidikan sudah menjalankan banyak program-program.