WahanaNews.co | Pendidikan di Banyuwangi sedang disorot. Pasalnya, seorang siswa SD di Banyuwangi, Jawa Timur berinisial MR (11) mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri diduga karena MR tak kuat mendapat perundungan (bully) di sekolah.
Menurut Pemerhati anak, Retno Listyarti meminta, Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi harus membenahi sistem perlindungan di sekolah agar kasus tersebut tak lagi terjadi di kemudian hari.
Baca Juga:
DAMRI Hadirkan Transportasi untuk Antar Penari di Ajang Festival Gandrung Sewu 2024
"Dinas Pendidikan kabupaten Banyuwangi seharusnya melakukan pemeriksaaan dan memastikan peristiwa yang sebenarnya. Jika benar, maka jangan ditutupi tetapi harus dibenahi sistem perlindungan anak di seluruh sekolah di wilayah kabupaten Banyuwangi, agar tak terulang lagi," kata Retno dalam keterangan dikutip Senin (6/3/2023).
Sekolah sempat membantah adanya bullying di sekolah yang menyebabkan MR gantung diri. Mantan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia ini memandang sikap sekolah tak bisa dibenarkan.
Sebab, berdasarkan keterangan keluarga, korban kerap bercerita pada ibunya bahwa dia mendapat perundungan karena bapaknya sudah meninggal dunia.
Baca Juga:
Pemerintah Banyuwangi Komitmen Jadikan Balap Sepeda Instrumen Olahraga dan Pariwisata
Bahkan, MR sering enggan berangkat ke sekolah, serta kerap murung ketika pulang sekolah dan bermain.
"Kehilangan ayah tentu merupakan tekanan psikologi berat bagi anak, ketika masalah psikologi kehilangan ini belum sembuh, anak korban justru di-bully lantaran kehilangan ayahnya," ucap Retno.
Retno menegaskan, seharusnya pihak sekolah belajar dari kasus ini, serta mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi di lingkungan sekolah.