WahanaNews.co, Jakarta – Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menyatakan dukungannya terhadap rencana PT PLN (Persero) mengubah ribuan tiang listrik menjadi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Namun, ALPERKLINAS mengingatkan pentingnya memastikan aspek keselamatan masyarakat dalam pelaksanaan proyek ini.
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa inovasi ini merupakan langkah positif dalam mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Namun, ia menekankan bahwa faktor keamanan harus menjadi prioritas utama.
Baca Juga:
Erick Thohir Dorong Pengembangan UMKM, Anak-Cucu BUMN Dilarang Ikut Tender di Bawah Rp 15 M!
“Konversi tiang listrik menjadi SPKLU adalah terobosan yang baik, tetapi keamanan instalasi harus benar-benar diperhatikan agar tidak menimbulkan risiko bagi masyarakat sekitar,” ujar tohom kepada WahanaNews.co, Kamis (28/11/2024).
PLN sebelumnya mengumumkan rencana mengubah 5.000 tiang listrik menjadi SPKLU, dengan tahap awal melibatkan 1.000 tiang di wilayah Jawa-Bali, Sumatera, dan Kalimantan. SPKLU ini dirancang untuk memiliki daya pengisian rendah sebesar 7 kilowatt (kW), memungkinkan pengguna kendaraan listrik melakukan pengisian daya di lokasi-lokasi strategis.
Direktur Utama PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah, menyebut bahwa program ini sudah dalam tahap percontohan dan proses tender. PLN menargetkan realisasi proyek ini pada 2025 dengan pendekatan berbasis geospasial, sehingga SPKLU mudah diakses di area publik, seperti tempat parkir dan apartemen.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
ALPERKLINAS berharap PLN memastikan standar keamanan instalasi sesuai regulasi. "Kami mendukung penuh inovasi ini, tetapi PLN harus memastikan bahwa masyarakat tidak terpapar risiko, seperti kebocoran arus listrik atau penempatan tiang di area rawan kecelakaan,” tambah Tohom.
Inovasi ini sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik sekaligus memperluas infrastruktur pendukungnya, seperti SPKLU, di seluruh Indonesia.
Sebelumnya diberitakan Kompas.com, PLN menargetkan dapat mengubah 2.000 tiang listrik milik perusahaan menjadi stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Senayan, Jakarta, Kamis (30/5/2024).
"Kami sudah membangun strategi untuk mengubah tiang listrik kami menjadi SPKLU, sehingga dengan catatan biayanya juga lebih murah," ujar Darmawan, sebagaimana dilansir Antara.
Darmawan menyampaikan, ada jutaan tiang listrik milik PT PLN yang dapat langsung digunakan untuk memfasilitasi pembangunan SPKLU secara cepat dengan harga yang terjangkau. Proses tersebut juga cukup mudah yakni dengan mengubah atau menambah fitur di dalam tiang listrik sebagai SPKLU.
Kehadiran tiang-tiang listrik PLN yang telah tersebar seantero Indonesia memudahkan PLN untuk memilih lokasi yang strategis. Misalnya, kata Darmawan, di tempat-tempat umum yang menjadi tempat kendaraan listrik parkir atau di sekitar apartemen dengan konsentrasi kendaraan listrik yang banyak.
"Kami bisa langsung mengubah tiang listriknya menjadi SPKLU," tutur Darmawan. Oleh karena biayanya yang murah, PT PLN menargetkan sebanyak 2.000 unit SPKLU di tiang akan tersedia pada 2024.
Darmawan menjelaskan, PLN telah memetakan rencana penambahan SPKLU berbasis geospasial di tengah keramaian, area parkir, dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Dikutip dari laman resmi PLN, inovasi tersebut bernama PLN EYE atau SPKLU bertipe pole mounted charger.
[Redaktur: Amanda Zubehor]