WahanaNews.co | Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada Selasa (26/7/2022) pagi hari menguat lagi. Penguatan ini menyambung penutupan sesi perdagangan Senin (25/7/2022) kemarin.
Mengacu kepada data Bloomberg, rupiah dibuka pada level Rp 14.963,5 per dollar AS. Nilai ini menguat dibanding level penutupan sebelumnya sebesar Rp 14.993 per dollar AS.
Baca Juga:
3 Faktor Ini Bikin Rupiah Loyo ke Level Rp15.500, Dolar AS Terus Menguat
Penguatan rupiah sedikit tergerus, di mana sampai dengan pukul 09.40 nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada pada posisi Rp 14.972 dollar AS. Posisi ini masih menguat 21 poin atau 0,14 persen.
Analis pasar uang Ariston Tjendra menilai, penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi pada awal pekan ini masih tidak terlepas dari kekhawatiran terjadinya resesi di Amerika Serikat.
"Peluang resesi ini ditandai dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka pendek yang lebih tinggi dibandingkan tingkat imbal hasil obligasi jangka panjangnya," ujar dia, kepada Kompas.com, Selasa.
Baca Juga:
Dolar AS Terus Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp15.500
Namun demikian, Ariston menilai, rupiah masih rentan terhadap pelemahan menjelang keputusan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) pekan ini. Menurutnya, penguatan rupiah yang masih berada di area Rp 15.000 per dollar AS mengindikasikan kerentanan pelemahan mata uang Garuda terhadap dollar AS.
"Pasar masih mempertimbangkan the Fed masih akan agresif menaikan suku bunga acuannya setelah bulan Juli ini," kata dia.
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pijakan mata uang Garuda tetap menguat, meskipun secara bersamaan indeks dollar AS menguat. Investor dinilai telah siap mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal The Fed, yang lebih rendah dari proyeksi awal yakni sebesar 100 basis points (bps).