WahanaNews.co | Total utang PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) saat ini sudah mencapai USD 9,78 miliar atau setara dengan Rp 138,87 triliun (kurs dolar Rp 14.200).
Data tersebut tertulis dalam materi yang dipaparkan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (9/11).
Baca Juga:
Jadi Lambang NKRI, Apakah Burung Garuda Benar-benar Ada?
Untuk menyehatkan keuangannya, Garuda harus melakukan sejumlah langkah, salah satunya pembatalan nilai utang dan tunggakan secara material.
Dengan langkah tersebut, total utang Garuda ditargetkan dapat turun dari USD 9,78 miliar menjadi USD 3,69 miliar.
Berikut rencana Garuda memperlakukan utang ke masing-masing tipe kreditur:
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan utang Garuda Indonesia yang sedang dinegosiasikan mencapai USD 7 miliar atau setara dengan Rp 99 triliun.
Baca Juga:
Irfan Setiaputra Pastikan Garuda Tetap Beroperasi Selama Angkutan Haji 1445H/2024M
Dia menyebut besarnya utang Garuda Indonesia yang tengah dinegosiasikan ke para lessor karena mahalnya biaya sewa pesawat. Belum lagi ada kasus korupsi di tubuh Garuda Indonesia.
"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai USD 7 miliar karena leasing cost termahal yang mencapai 26 persen dan juga korupsi. Lagi dinegosiasikan dengan para lessor," kata Erick di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (4/11).
Erick menegaskan tetap berusaha membuka opsi-opsi lain untuk bisa membantu pemulihan di BUMN penerbangan itu. Salah satunya menggandeng maskapai internasional Emirates untuk memperkuat penerbangan domestik. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.