WahanaNews.co | Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengajak semua pemangku kepentingan untuk menggunakan instrumen perdagangan berjangka bagi para eksportir kopi.
Hal ini untuk meningkatkan kestabilan usahanya dari gejolak harga melalui hedging (melindungi nilai) di bursa berjangka.
Baca Juga:
Bappebti Perkuat Perdagangan Nikel melalui Bursa Berjangka
Demikian diterangkan Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko dalam Literasi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di kota Medan, Sumatera Utara pada Selasa lalu (28/3). Kegiatan ini sebagai salah satu rangkaian program Bulan Literasi PBK.
”Eksportir kopi akan terhindar dari kerugian apabila melakukan upaya melindungi nilai ekspor melalui kontrak kopi di bursa berjangka. Dengan demikian, usahanya dapat stabil dari gejolak harga melalui hedging di bursa berjangka,” terang Didid.
Didid menyampaikan, Bulan Literasi PBK telah diluncurkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada 7 Maret 2023 di Jakarta lalu. Agenda tersebut perlu dijadikan momentum untuk memperkuat PBK menjadi lebih baik, khususnya transaksi multilateral kontrak kopi di bursa berjangka.
Baca Juga:
Bappebti Tegaskan Komitmen Penguatan Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
Didid menambahkan, untuk kembali menggairahkan aktivitas perdagangan kontrak kopi di Bursa Berjangka Jakarta, semua pihak yang berkepentingan harus mengambil langkah strategis, yaitu pelaku pasar fisik kopi, pialang berjangka, kliring berjangka, dan bursa berjangka.
”Bappebti terbuka dan siap menerima usulan kebijakan dari para pemangku kepentingan bila dipandang perlu untuk mendukung pengembangan pasar berjangka kopi,” ujar Didid.
Didid menegaskan, dalam tiga tahun terakhir sejak 2020, baik transaksi kopi robusta maupun kopi arabika di Bursa Berjangka Jakarta mengalami tren penurunan. Total transaksi kopi Robusta pada 2020 sebesar 410.259 lot, 489.142 lot pada 2021, dan mengalami penurunan menjadi 335.832 lot pada 2022.
Hal yang sama juga terjadi pada transaksi kopi Arabika pada 2020 sebesar 147.696 lot turun menjadi 116.532 lot pada 2021 dan 82.855 pada tahun 2022. Penurunan transaksi tersebut berbanding terbalik dengan ekspor kopi Indonesia yang mengalami tren naik dan aktivitas industri kopi yang semakin berkembang pesat dewasa ini.
Selain para pelaku eksportir kopi dan pialang berjangka, kegiatan literasi juga dihadiri Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang dan Ketua Umum Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (ASPEBTINDO) Udi Margo Utomo. Selain itu, Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Irfan Anwar, dan Direktur Kliring Berjangka Indonesia Budi Susanto.
Turut mendampingi Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita. Pada kesempatan tersebut, Stephanus mengatakan, BBJ akan melakukan revitalisasi kontrak kopi dalam waktu dekat untuk meningkatkan kembali transaksi kontrak kopi robusta dan arabika.
Selanjutnya, Irfan dan Udi menyampaikan dukungannya terhadap rencana revitalisasi ini dan meminta kepada BBJ dan Bappebti untuk memperkecil ukuran kontrak kopi di bursa berjangka agar lebih terjangkau bagi pemain ritel. [jp/jup]