Hal tersebut termasuk peraturan uji tuntas terhadap produk kehutanan dan rancangan kebijakan terkait kebocoran karbon.
“Kebijakan tersebut berpotensi menghambat ekspor Indonesia ke Inggris. Indonesia berharap kebijakan Inggris tidak diskriminatif dan tidak menciptakan hambatan perdagangan,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Baca Juga:
Penyemangat di Akhir Pameran TEI, Mendag Busan Terus Beri Dukungan UMKM untuk Tembus Ekspor
Dukungan Bagi Keketuaan ASEAN 2023
Dalam pertemuan tersebut, Mendag Zulkifli Hasan juga menyampaikan bahwa Indonesia mengharapkan dukungan Inggris dalam Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.
Indonesia, kata Mendag, mengusung tujuh Capaian Ekonomi Prioritas (Priority Economic Development/PED) di bawah pengawalan Para Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM). PED tersebut terbagi dalam tiga langkah strategis, yakni pemulihan dan pembangunan kembali, ekonomi digital, serta keberlanjutan.
Baca Juga:
Kreativitas Tanpa Batas di TEI 2025 dari Cokelat Criollo, Olahan Pelepah Pisang, dan Ulat Sutera Pikat Buyer Mancanegara
“Indonesia menantikan Pertemuan AEM dan Inggris yang akan diselenggarakan di Semarang di Agustus 2023,” pungkas Mendag Zulkifli Hasan. [jp/jup]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.