“Di setiap fasilitas militer, kami memiliki tim respons yang harus berlatih bersama, dan begitulah adanya, dan foto itu dimasukkan ke dalam manual perekrutan,” kata Oscar Seára, juru bicara Pentagon, seperti dikutip The Guardian, Selasa (4/4/2023).
Angkatan Udara AS di Eropa tidak mengomentari langsung foto tersebut, tetapi mengatakan: “AS mempertahankan tingkat standar tertinggi untuk personel dan peralatan yang mendukung persenjataan strategis, yang meliputi pelatihan rutin, pemeliharaan dan kegiatan keamanan, untuk melindungi kemampuan kritis Amerika."
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
“Adalah kebijakan AS [bahwa] kami tidak dapat mengonfirmasi atau menyangkal ada atau tidaknya senjata nuklir di lokasi umum atau spesifik mana pun, termasuk latihan khusus atau operasi dunia nyata," lanjut Angkatan Udara AS di Eropa.
Laboratorium Nasional Los Alamos mengatakan dalam pernyataan email: "Tidak ada informasi tambahan yang tersedia untuk foto itu."
Melansir Sindonews, bom B61 adalah satu-satunya senjata nuklir taktis yang tersisa di gudang senjata AS, dan 100 di antaranya disimpan di Belanda, Belgia, Jerman, Italia, dan Turkiye.
Baca Juga:
Pertemuan Epik Prabowo-Putin: Langkah Besar Menuju Era Baru Nuklir
Bom nuklir itu tetap menjadi milik AS, tetapi awak pesawat dari enam sekutu NATO lainnya (lima tuan rumah ditambah Yunani) dilatih untuk menempatkannya di pesawat dan menerbangkannya.
Jika terjadi permusuhan, diperlukan persetujuan dari AS, kelompok perencanaan nuklir NATO, dan—karena sejarah pengaturan tersebut—perdana menteri Inggris untuk memindahkan senjata ke pesawat sekutu.
Operasi pembagian nuklir semacam itu dilakukan setiap tahun dalam latihan Steadfast Noon NATO, terakhir pada bulan November, dan sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, Polandia telah meminta untuk menjadi bagian dari pengaturan tersebut.