WahanaNews.co, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume ekspor nikel dan barang turunannya (HS 75) mencapai 123,17 ribu ton dengan nilai US$496,96 juta pada Januari 2024.
"Share nilai ekspor nikel terhadap nilai total ekspor nonmigas Januari 2024 sebesar 2,60 persen," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Kamis (15/2/2024).
Baca Juga:
Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka di Jakarta Sebesar 0,32 Persen
BPS mencatat nilai ekspor nonmigas US$19,13 miliar dengan rincian sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar US$0,37 miliar, sektor pertambangan sebesar Rp3,68 muliar, dan industri sektor pengolahan sebesar US$15,08 miliar.
Nilai ekspor non migas berdasarkan sektornya turun secara bulanan, kecuali pada sektor pertanian yang naik 5,32 persen. Sementara penurunan terdalam terjadi pada sektor pertambangan yang turun 23,93 persen.
"Utamanya disebabkan penurunan ekspor batu bara, bijih tembaga, dan bahan mineral lainnya, serta bijih seng," katanya.
Baca Juga:
Nilai Ekspor Aceh Hingga Triwulan III-2024 Capai 486,1 Juta Dolar AS
Sementara itu, BPS mencatat neraca perdagangan RI surplus sebesar US$2,02 miliar pada Januari 2024.
Meski masih surplus, angkanya jauh lebih rendah dibandingkan Desember 2023 yang surplusnya mencapai US$3,29 miliar.
"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Amalia.