WahanaNews.co | Pentingnya peran gas bumi di masa transisi energi, menguatkan komitmen PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina dalam utilisasi gas bumi berkelanjutan.
Khususnya berkontribusi pada roadmap pemerintah terkait transisi energi dan penurunan emisi sebesar 1.526 juta ton CO2 pada tahun 2060.
Baca Juga:
Terdakwa Penyalahgunaan BBM Subsidi, Nakhoda KM Cahaya Budi Makmur Dituntut 4 Tahun Penjara
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa ke depan penggunaan bahan bakar fosil akan tetap digunakan. Namun akan diimbangi dengan adanya berbagai energi baru terbarukan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Untuk gas bumi, Kementerian ESDM menargetkan dapat meningkatkan produksi gas bumi sebesar 12 bscfd pada tahun 2030.
Gas bumi ke depan akan dimanfaatkan sebagai energi transisi sebelum EBT 100% dan pemenuhan energi domestik untuk bahan bakar pembangkit, transportasi, industri, serta rumah tangga.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Umumkan Pemenang Lelang Blok Migas di Laut Natuna Timur
"Di sini jargas akan diperluas ke depan, diharapkan sudah ada skema pendanaan jargas KPBU dan swasta sehingga target 1 juta jargas per tahun bisa disetujui oleh Kemenkeu," ujar Tutuka dalam Gasfest Conference 2022 yang digelar secara virtual, (25/5/2022).
Selain jargas, BBG juga akan ditingkatkan di mana Semarang akan dijadikan sebagai percontohan. Apabila dapat menjadi contoh yang menarik, maka akan dilakukan di wilayah-wilayah lain.
"Hal yang perlu kita lakukan untuk bisa melayani masyarakat dan mudah diakses adalah pengembangan infrastruktur. Di Indonesia Timur akan banyak pengembangan infrastruktur seperti FSRU untuk LNG dan konversi BBM ke gas pada pembangkit listrik, juga pembangunan Pipa Cisem akan dimulai dari Semarang ke Batang," jelas Tutuka.