WahanaNews.co | Seperti halnya budidaya tanaman sayuran dan hortikultura, budidaya jamur tiram pun membutuhkan media tanam yang andal.
Media yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih.
Baca Juga:
Dituding Sering Pakai Narkoba, Elon Musk Buka Suara
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, media tanam jamur tiram putih berupa jerami padi berpengaruh terbaik terhadap jumlah tubuh buah.
Adapun media tanam sabut kelapa berpengaruh terbaik terhadap bobot tubuh buah segar, diameter tudung, dan panjang tangkai.
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih yang baik, maka disarankan untuk menggunakan media sabut kelapa sebanyak 10 kg, serbuk gergaji sebanyak 10 kg, bekatul sebanyak 2,5 kg, tepung jagung sebanyak 2,5 kg, dan kapur dolomit sebanyak 0,25 kg.
Baca Juga:
Kelebihan Jerami Padi dan Sabut Kelapa bagi Pertumbuhan Jamur Tiram
Jamur tiram cocok dikembangkan di wilayah tropis dengan kelembabpn yang tinggi dan intensitas sinar matahari yang sedang.
Keunggulan pengembangan jamur tiram adalah siklus hidup hingga saat panen yang cukup singkat, relatif mudah dibudidayakan serta cukup adaptif dengan penggunaan berbagai media.
Syarat tumbuh jamur tiram antara lain sebagai berikut:
Suhu kisaran 23 sampai 28 derajat celcius adalah kisaran suhu normal untuk pertumbuhan jamur.
Kelembapan yang dibutuhkan adalah sekitar 70 sampai 85 persen untuk merangsang tunas dan tubuh buah.
Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada keadaan kurang cahaya.
Sirkulasi udara yang baik memberi pertumbuhan yang baik pula pada jamur.
Tingkat keasaman sebaiknya berada pada kisaran 6 sampai 7, yang dapat disesuaikan menggunakan kapur dolomit.
Media tanam yang digunakan untuk budidaya jamur tiram putih antara lain serbuk gergaji, jerami padi, daun bambu, sabut kelapa, pelepah pisang, tepung jagung, kapur dolomit, dedak halus, air bersih, dan alkohol.
Media dasar digunakan adalah dedak sebanyak 2,5 kg, tepung jagung sebanyak 2,5 kg, dan kapur dolomit sebanyak 0,25 kg.
Media dasar dicampurkan dengan rancangan jerami sebanyak 10 kg, serbuk gergaji sebanyak 10 kg, dedak sebanyak 2,5 kg, tepung jagung sebanyak 2,5 kg, kapur dolomit sebanyak 0,25 kg, begitupun sabut kelapa dengan perlakuan sama.
Kemudian campur semua bahan dan tutup dengan terpal selama tiga sampai empat hari untuk pengomposan.
Sterilisasi basah dilakukan dengan mengukus baglog didalam drum dengan rentang waktu 5 sampai 8 jam dimulai dari titik didih. Sterilasi kering, yakni pemindahan baglog ke kumbung atau tempat bersih aman untuk pendinginan sampai melakukan penanaman bibit.
Penanaman
Penanaman dikerjakan dengan cepat dan teliti, steril dan dilakukan di ruangan tertutup. Ruangan disterilkan dengan cara disemprot dengan alkohol 70 persen.
Alat yang digunakan menanam dipanasi terlebih dahulu menggunakan api bunsen atau api kompor gas kemudian disemprot alkohol. Karet, kertas penutup, serta kapas penutup media dibuka. Bibit dimasukkan kedalam baglog menggunakan skalpel.
Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kertas dan diikat dengan karet.
Tahap inkubasi yakni penyimpanan baglog sampai panen. Dilakukan pengawasan rutin untuk mengamati perkembangan karena rentan terkontaminasi dan serangan hama mulai muncul.
Pastikan Anda menjaga kebersihan dan kelembapan kumbung sebaik mungkin hingga pada akhirnya miselium tumbuh semua dan panen berlangsung saat umur 30 sampai 40 hari setelah tanam.
Jerami padi berpengaruh terbaik terhadap jumlah tubuh buah sedangkan sabut kelapa berpengaruh terbaik terhadap bobot tubuh buah segar, diameter tudung, dan panjang tangkai jamur.
Kedua media tersebut sangat baik untuk budidaya jamur tiram putih karena hasil maksimal dan mudah dijumpai. [rds]