WahanaNews.co | Terik baskara khatulistiwa tak melunturkan semangat Nur Anissa (26) seorang petani muda, warga Desa Simpang Arja, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Turun dari penggilingan padi, caping anyaman bambu kokoh bertengger di kepalanya, raut wajah riang terpancar saat dirinya tangguh membawa beras hasil penggilingan untuk dikemas menjadi produk siap jual.
Baca Juga:
Spesial Harkitnas! PLN Beri Diskon 50 Persen untuk Tambah Daya Listrik, Berlaku hingga 23 Mei 2025
Nur Anissa, yang juga sebagai Ketua Kelompok Tani Mayang Maurai makin bersemangat karena proses menggiling gabah menjadi beras lebih cepat dan hemat karena telah menggunakan penggilingan padi listrik dari PLN.
"Kami berterima kasih pada PLN yang telah mendukung petani muda untuk maju dan berkarya. Dengan penggilingan padi listrik ini benar-benar menekan biaya produksi kami, biasanya untuk menggiling padi di rumah penggilingan kami harus mengeluarkan uang Rp 15.000 per karung namun dengan penggilingan padi listrik kami hanya menghabiskan pulsa listrik 1 kwh atau senilai kurang lebih Rp1.500 untuk menggiling 1 karung padi," ungkap Nur Annissa.
Annisa adalah salah satu petani penerima manfaat program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN yang tergabung dalam Kelompok Tani Mayang Maurai dan telah merasakan dampak nyata dari program Electrifying Agriculture ini.
Baca Juga:
Keandalan Listrik Bali Kelas Dunia dan Jarang Alami Gangguan, ALPERKLINAS Sebut 'Blackout Listrik Bali' Bukan Human Error
Pantas Annisa sangat bersyukur. Setelah menggunakan penggilingan padi listrik, dirinya dapat menekan biaya produksi sebesar 90 persen serta menjaga kualitas beras. Penggilingan padi listrik ini menjadi solusi Usaha Mikro Kecil (UMK) sektor pertanian dalam meningkatkan nilai jual hasil pertanian.
Hasil bumi tak lagi dijual dalam bentuk gabah/padi, namun dijual sudah berupa beras dengan kualitas bagus karena sudah melalui tahapan sortir/kontrol sehingga dapat dijual di pasar domestik bahkan siap jual hingga ke luar pulau.
Tak berhenti di situ, PLN juga memberikan dukungan dan pendampingan UMK hingga naik kelas. Pendampingan ini berupa pelatihan peningkatan produk dan kualitas, sertifikasi halal produk, peningkatan kualitas produk berupa dukungan pembuatan rumah produksi, sekaligus pelatihan pemasaran dan perbaikan packaging/kemasan.