WahanaNews.co | Chairman CT Corp Chairul Tanjung (CT) bocorkan gaya kepemimpinannya selama kurang lebih 40 tahun meniti karir menjadi pengusaha. Ia menyebut tidak memiliki role model.
Ia hanya mengikuti pepatah lama 'guru kencing berdiri murid kencing berlari'. CT meminta pepatah itu tidak ditelan mentah-mentah, melainkan menjadi pengingat bahwa seorang pemimpin harus memberikan teladan yang baik bagi karyawannya.
Baca Juga:
Saat Menjadi Buangan Politik, Sosok Ini Jadi Teman Setia Anwar Ibrahim
Dengan itu, diharapkan karyawan akan meniru kinerja baik yang dilakukan para pucuk perusahaan.
"Jadi sebenarnya di Indonesia leadership style is very simple, karena kita punya pepatah namanya guru kencing berdiri murid kencing berlari. Kalau seorang leader bekerja keras, maka tidak mungkin anak buahnya tidak bekerja keras," kata CT dalam acara ‘Tanda Syukur 60th si Anak Singkong di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Kamis (28/7).
CT melanjutkan selama memimpin korporasi yang fokus pada sektor keuangan, properti, dan media, ia tidak akan mencampuri urusan pribadi masing-masing individu karyawannya. Ia juga menekankan, bahwa prinsip kepemimpinannya melihat kinerja dari proses dan hasil dari target yang dicapai.
Baca Juga:
Ini Tahap dan Efek Keracunan Etilen Glikol
Gaya kepemimpinan yang sejenis itu menurutnya patut menjadi contoh bagi pemimpin perusahaan lainnya. Namun ia juga menyadari bahwa gaya kepemimpinan seseorang berbeda sesuai dengan karakteristik pribadi dan juga visi misi perusahaan.
"Jadi saya akan marah terhadap pekerjaan, saya tidak akan marah terhadap individu. Terserah individu mau ngapain, enggak urusan gua, yang penting lu delivered, it's my style," ujar CT.
"Tahu filosofi saya? saya ingin semua karyawan saya kaya raya, lu tahu kenapa? kalau mereka semua kaya raya, saya lebih kaya raya," selorohnya yang disambut kekehan peserta.
CT mengajak 60 orang dari belasan ribu pendaftar dari berbagai daerah Indonesia untuk mengikuti 'dinner' bersama dalam rangka tanda syukur 60 tahun si anak singkong.
Para pendaftar datang dari berbagai golongan, mulai anak muda, pekerja, akademisi, hingga pengusaha. Beberapa perwakilan yang bertanya terpantau datang dari luar Jawa, Tasikmalaya, Sukabumi, hingga wilayah Jabodetabek. [afs]