WahanaNews.co | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan rencana transformasi PT PLN (Persero). Menurutnya, pembentukan subholding di tubuh perusahaan setrum pelat merah itu bertujuan menyehatkan kondisi perusahaan.
"Ini salah satunya bagaimana menyehatkan PLN dari total hutang Rp 500 triliun itu turun, sudah ada percepatan Rp 96 triliun baik utang dan cicilan yang dipercepat," kata Erick dalam rapat Komisi VI DPR RI, Senin (5/12/2022).
Baca Juga:
HUT ke-94 PSSI, Erick Thohir Ungkap Transformasi Sepak Bola Memerlukan Waktu
"Penyehatan PLN kita dorong tidak hanya transformasi EBT tapi juga ada potensi aset yang kita lakukan," kata Erick.
Dia menjelaskan dalam transformasi PLN, Holding akan fokus pada transmisi dan distribusi ritel. Sementara nantinya akan dibangun subholding PLN yang fokus pada pengembangan pembangkit.
"Kita buat subholding power plant di mana sudah masukan tidak hanya pembangkit batu bara tapi juga solar panel ataupun geothermal sehingga ada transisi yang terjadi," kata Erick.
Baca Juga:
Erick Thohir Ingatkan BUMN Antisipasi Dampak Ekonomi dan Geopolitik Global
Dari paparannya ada 4 subholding yang akan dibentuk. Seperti Sub-holding energi primer untuk sentralisasi energi utama dan konsolidasi pengadaan energi bagi subholding dan pembangkitan & IPP yang akan datang.
Lalu Sub-holding Pembangkitan yakni PT PLN Nusantara Power dan PT Indonesia Power untuk mengoperasikan aset dan investasi pembangkit listrik, dan memimpin energi dan pengembangan EBT.
Serta subholding beyond Kwh, yang fokus pada layanan terkait kelistrikan, layanan berbasis konektivitas dan layanan IT pada utility PLN.
Erick menjelaskan subholding 'beyond kwh' atau yang tidak berhubungan langsung dengan kelistrikan. Melainkan bergerak pada infrastruktur kabel PLN untuk mendukung potensi ekonomi digital.
"Ekonomi digital Indonesia akan tembus Rp 4.500 triliun di 2030. Itu selain fiber optic, data center dan cloud. ternyata PLN punya kapasitas itu," katanya. [rds]