WahanaNews.co | Bentuk ekosistem pertanian dengan mendukung multi-stakeholder terus dikembangkan dalam implementasi kemitraan closed loop agribisnis hortikultura.
“Pengembangan ekosistem agribisnis yang efisien dan terintegrasi hulu-hilir melalui Program Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura agar daya saing komoditas meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Musdhalifah menyampaikan bahwa implementasi Program Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura memberikan kepastian bagi petani dalam memasarkan hasil panennya lewat contract farming.
Kontrak ini merupakan pemanfaatan fasilitas akses pasar melalui kerja sama antara petani perseorangan dengan pihak pembeli.
“Dengan program tersebut, petani juga kembali diuntungkan dengan tingginya harga tawar dan penyediaan hasil panen yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasar,” ujarnya.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Dengan mempertimbangkan berbagai keuntungan tersebut, Kabupaten Sukabumi telah menerapkan Program Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura sejak penandatangan MoU pada 7 Februari 2021.
Lalu dilanjutkan dengan penanaman perdana pada 17 Maret 2021 yang melibatkan 5 petani dalam wadah Kelompok Tani Mandiri mengelola lahan seluas 1,3 hektare.
Hingga saat ini Kemitraan Closed Loop Kabupaten Sukabumi telah berkembang dengan total luasan lahan 20 hektare dan melibatkan 20 petani, serta telah terbentuk Koperasi Tani Mandiri Sejahtera.