WahanaNews.co | Pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan melanda perusahaan rintisan startup. Berdasarkan data Trueup, sejauh ini pada tahun 2022, ada 354 perusahaan teknologi, termasuk startup, yang melakukan PHK.
Jumlah pegawai yang terkena dampak 65.494 orang per Minggu (3/7). PHK paling banyak terjadi pada bulan Juni. "Sejauh ini, ada 354 PHK di perusahaan teknologi," demikian dikutip dari Trueup, Minggu (3/7/2022).
Baca Juga:
Ajak 15 Startup ke Singapura, Menkop UKM Sebut Startup Lokal Siap Go Global
Masalah ini bukan hanya terjadi di negara-negara lain, melainkan juga di Indonesia. Di Indonesia, ada Tanihub, LinkAja, Zenius, Pahamify, Lummo, dan Mobile Premier League (MPL) yang sempat melakukan PHK.
Berikut daftar startup terbaru yang akhirnya melakukan PHK karyawan:
1. Lummo
Startup fintech yang sebelumnya dikenal dengan BukuKas juga dilaporkan melakukan PHK. Ekspansi LummoShop juga dikabarkan direm. Layanan tersebut adalah pedagang offline bisa untuk mendirikan toko online.
Baca Juga:
Inovasi Tanpa Batas: Kiprah Feby M Faisal di Dunia Startup
Menurut beberapa sumber, 100 karyawan dilaporkan telah diberhentikan. CNBC Indonesia juga telah mencoba menghubungi Lummo meminta konfirmasi terkait laporan ini.
Lummo kabarnya mengambil tindakan tersebut karena ketidakpastian dalam situasi global yang akhirnya berdampak pada ekosistem startup serta akses yang sulit untuk modal.
2. iPrice
iPrice Group melakukan PHK pada 20% stafnya yang terjadi setelah tiga bulan perusahaan mengumumkan investasi US$5 juta dari konglomerat Jepang Itochu Corporation dan KDDI Corporation.
Co-founder perusahaan e-commerce itu David ChmelaĆ, mengatakan bahwa perusahaannya memerlukan investasi lebih lanjut dengan rencana jangka panjang.
"Dalam lingkungan ekonomi yang tidak menentu saat ini, penting untuk fokus pada produk inti perusahaan," ucapnya, dikutip dari Marketing Interactive.
3. Pahamify
CEO Syarif Rousyan Fikri mengatakan startup di bidang pendidikan itu perlu beradaptasi di situasi ekonomi saat ini. Selain itu dapat bisa menghadapi ketinggalan belajar yang mengancam siswa-siswi Indonesia.
"Kami telah memutuskan untuk mengoptimalkan proses bisnis kami yang mengharuskan kami untuk berpisah dengan beberapa karyawan kami," kata Rousyan.
"Setelah mengevaluasi bisnis kami, kami telah memutuskan untuk mengoptimalkan proses bisnis kami yang mengharuskan kami untuk berpisah dengan beberapa karyawan kami yang luar biasa".
Sayang, Syarif tak menyebut jumlah karyawan yang terdampak keputusan PHK. Namun dia juga menegaskan jumlahnya lebih sedikit dari rumor yang ada. [qnt]