WAHANANEWS.CO, Jakarta - Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa Indonesia berencana meningkatkan kapasitas listrik hingga 7 Giga Watt (GW) setiap tahunnya.
Penambahan kapasitas ini akan dilakukan oleh PT PLN (Persero) dalam kurun waktu 15 tahun ke depan.
Baca Juga:
Hashim Wakili Prabowo Resmikan Kuil Murugan di Kalideres
"PLN menargetkan tambahan kapasitas listrik sebesar 7 GW per tahun selama 15 tahun mendatang," ujar Hashim dalam acara Indonesia Economic Summit yang digelar di Jakarta pada Rabu (19/2/2025).
Ia menambahkan bahwa rencana ini dapat mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% hingga tahun 2029.
Sebelumnya, Ketua Komisi XII DPR, Bambang Patijaya, menyatakan bahwa Indonesia menargetkan kapasitas listrik nasional mencapai 107 GW dalam 15 tahun ke depan.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Bakal Bangun Tanggul Laut Raksasa Sepanjang 700 km dari Banten - Jawa Timur
Menurut Bambang, peningkatan kapasitas ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Dari total 107 GW tersebut, sekitar 75% diharapkan bersumber dari energi baru dan terbarukan (EBT).
"Dalam 15 tahun ke depan, kita menargetkan pembangunan 107 GW listrik, di mana 75%-nya berasal dari energi terbarukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%," ujar Bambang, melansir CNBC Indonesia, Kamis (20/2/2025).
Namun, ia juga menyoroti tantangan dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang bersifat intermiten dan bergantung pada kondisi cuaca.
"Kelemahan utama energi surya dan angin adalah ketergantungannya pada kondisi alam, sehingga pasokan listriknya tidak selalu stabil," jelasnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan pembangkit listrik berbasis baseload dengan kapasitas minimal 57 GW guna memastikan kestabilan pasokan listrik di Indonesia.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]