WahanaNews.co | Demi mendukung wacana transisi energi, Pertamina NRE dan Pondera Development BV (Pondera) resmi bekerjasama untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) pada Kamis (21/4/2022).
Hal itu diresmikan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pertamina NRE dan Pondera Development BV (Pondera).
Baca Juga:
Darmawan Prasodjo Sebut Pembangkit Listrik Tenaga Angin Bisa Dibangun di Pantura
Melalui nota kesepahaman ini, kedua pihak sepakat untuk fokus berkolaborasi dalam pengembangan PLTB di beberapa wilayah. Adapun kolaborasi tersebut mencakup kerja sama strategis, teknis, maupun komersial.
Penandatanganan ini dilakukan oleh Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan Eric Arends selaku Vice Chairman Pondera Group.
Kesepakatan ini merupakan bagian dari langkah awal Pertamina NRE untuk memperluas portofolio energi hijau, salah satunya melalui pengembangan PLTB.
Baca Juga:
PLN Grup Bawa Komitmen Investasi Kelistrikan dari Indonesia-China Business Forum
“Potensi tenaga angin di Indonesia cukup besar. Kami memandang potensi ini sebagai peluang yang sangat baik bagi Pertamina NRE untuk memperluas portofolio energi bersih sekaligus mendukung percepatan transisi energi di Indonesia. Pertamina NRE sangat antusias dengan kerja sama strategis ini karena Pondera telah berpengalaman dalam pengembangan PLTB terutama di Eropa,” tutur Dannif dalam sambutannya.
Sebagai konsultan dan pengembang energi terbarukan global, Pondera memiliki segudang pengalaman dalam mengembangkan proyek energi angin di darat (onshore) maupun di lepas pantai (offshore) di Eropa dan di Asia.
Pengalaman yang dimiliki perusahaan asal Belanda ini meliputi pengukuran angin, studi kelayakan, permodelan angin, teknik PLTB, dan manajemen konstruksi.
Sampai saat ini, Pondera telah menangani proyek energi angin lebih dari 12 GW di berbagai negara.
“Suatu kehormatan bagi kami untuk dapat berkontribusi dalam pengembangan PLTB yang merupakan salah satu strategi transisi energi di Indonesia. Bersama dengan energi surya dan panas bumi, energi angin akan berperan penting dalam bauran energi Indonesia di masa depan. Kerja sama strategis ini menjadi upaya perwujudan strategi tersebut dengan menggabungkan pengetahuan teknis dan kapasitas pengembangan dari kedua belah pihak,” ujar Eric.
Dari hasil kajian Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Indonesia memiliki potensi energi angin yang cukup besar.
Tercatat beberapa lokasi di Indonesia yang cukup berpotensi untuk pengembangan PLTB.
Diantaranya pesisir selatan Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Maluku, dan NTT, dengan kecepatan angin rata-rata 8 m/s terjadi pada periode Juni, Juli, dan Agustus.
Saat ini PLTB yang telah beroperasi di Indonesia berada di Sidrap sebesar 75 MW dan di Jeneponto sebesar 60 MW.
Keduanya berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan Bauran Energi Nasional (BEN), PLTB ditargetkan mencapai 255 MW pada tahun 2025.
Dengan inisiatif kerja sama strategis ini, Pertamina NRE berpeluang untuk berkontribusi dalam pencapaian target BEN Pemerintah Indonesia. [rin]