WahanaNews.co, Bekasi - Menteri Perdagangan Republik Indonesia Budi Santoso melepas ekspor serentak dari delapan provinsi dengan total nilai mencapai USD58,77 juta atau setara
Rp978 miliar pada Rabu, (17/12) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Selain Kabupaten Bekasi, Jawa Barat,
kegiatan ini dilaksanakan di Mojokerto, Jawa Timur; Semarang, Jawa Tengah; Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Makassar, Sulawesi Selatan; Badung, Bali; Samarinda, Kalimantan Timur; dan Batam, Kepulauan Riau.
Baca Juga:
Kolaborasi dan Penguatan Ekosistem Industri Kreatif, Kunci Kemajuan Modest Fashion
Pelepasan ekspor mengusung tema “Sinergi Nusantara: Dari 8 Penjuru Menembus Pasar Dunia”. Kegiatan ini diikuti 31 badan usaha, termasuk satu di antaranya adalah Koperasi Merah Putih. Selain itu, turut serta pelaku usaha yang untuk pertama kalinya melakukan ekspor, yakni CV Sorajati Dharma Biru asal Yogyakarta, yang berhasil menembus pasar tujuan ekspor nontradisional ke Bora-Bora Island, Polinesia Prancis. Pelepasan serentak mencakup berbagai jenis produk ekspor, mulai dari sektor
manufaktur, komoditas primer, hingga produk kreatif.
"Kegiatan ini melibatkan 31 perusahaan yang melakukan ekspor dari delapan titik dengan total nilai
mencapai USD 58,77 juta atau sekitar Rp978 miliar. Pencapaian ini mencerminkan kontribusi pelaku
usaha yang berjalan seiring dengan peran pemerintah melalui berbagai kebijakan dalam mendukung
ekosistem perdagangan", ujar Budi.
Mendag Busan menegaskan, pemerintah bersama pelaku usaha akan terus mendorong peningkatan
ekspor nasional secara inklusif. Ekspor tidak hanya menjadi domain perusahaan besar, tetapi juga harus
dapat dinikmati oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hingga koperasi agar semakin mampu menembus pasar global.
Baca Juga:
Mendag: Pemerintah Siap Jaga Pasokan dan Stabilitas Harga Bapok Periode Nataru
Partisipasi Koperasi Merah Putih dalam pelepasan ekspor ini menjadi
contoh konkret upaya pemerintah dalam memperluas akses ekspor bagi pelaku usaha berbasis kolektif, sejalan dengan penguatan ekosistem ekspor nasional yang inklusif. Kemendag juga mendorong pengembangan ekspor berbasis daerah melalui program Desa Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA)
Ekspor. Hingga saat ini, terdapat sekitar 741 desa yang dinilai siap untuk didorong menjadi desa ekspor.
"Pemerintah akan memberikan berbagai pelatihan, mulai dari standardisasi produk, desain, hingga
manajemen usaha agar produk desa memiliki daya saing ekspor," lanjut Mendag Busan.
Selain itu, Mendag Busan kembali mengajak pelaku UMKM untuk memanfaatkan program UMKM BISA
Ekspor. Melalui perwakilan perdagangan Indonesia di 33 negara, UMKM difasilitasi untuk mengikuti
kegiatan penjajakan kerja sama bisnis (business matching) yang rutin dilakukan. Hingga periode Januari– November, program ini telah mencatatkan transaksi sebesar USD 134,4 juta atau sekitar Rp2,1 triliun.
"Program ini diharapkan dapat dimanfaatkan UMKM dan pemerintah daerah untuk meningkatkan ekspor Indonesia," tegasnya.
[Redaktur: Alpredo]