WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa setiap bulan banyak warga negara Indonesia (WNI) justru mengalirkan dollar mereka ke luar negeri, sehingga pemerintah menyiapkan skema insentif agar uang tersebut bisa kembali dan tersimpan di dalam negeri.
“Saya baru tahu juga bahwa ternyata setiap bulan banyak juga yang kirim (dollar) ke luar negara orang Indonesia. Uang-uangnya utamanya ke beberapa negara di kawasan sini. Jadi kita akan mencegah itu dengan memberikan insentif yang menarik, sehingga mereka enggak usah capek-capek kirim dollarnya ke luar,” ujar Purbaya dalam keterangan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/9/2025).
Baca Juga:
Rupiah Menguat Tipis, Pengamat Prediksi Pergerakan Terbatas
Purbaya menjelaskan bahwa kebijakan ini sudah dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung Presiden Prabowo Subianto pada Jumat (19/9/2025).
Meski begitu, ia menegaskan rancangan kebijakan tersebut masih perlu diperinci agar matang sebelum diterapkan.
“Kalau saya lihat rencananya cukup bagus sekali. Jadi kemungkinan bisa dijalankan dalam waktu mungkin satu bulan ke depan,” ucapnya.
Baca Juga:
Rupiah Melemah ke Rp16.536 per Dolar AS, Peso Filipina Satu-satunya yang Menguat
Ia juga memastikan bahwa kebijakan ini bukan bersifat memaksa, melainkan murni berbasis pasar.
“Ini betul-betul market based, kalau saya kan orang market. Jadi ya pasti market based, bukan memaksa orang itu, tapi akan memberikan (insentif),” kata mantan bos Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tersebut.
Menurutnya, insentif akan dibuat menarik sehingga masyarakat Indonesia merasa lebih nyaman menaruh dollar mereka di dalam negeri dibandingkan di luar negeri.
“Kira-kira akan ada insentif di mana orang Indonesia lebih suka naruh uang dollar di sini dibanding di luar,” tambahnya.
Fenomena ini sebelumnya mencuat ketika Bloomberg melaporkan pada Jumat (11/4/2025) bahwa orang-orang kaya Indonesia telah mulai memindahkan ratusan juta dollar AS ke luar negeri sejak awal 2025.
Laporan itu menyebut, faktor utama perpindahan dana adalah meningkatnya kekhawatiran terhadap disiplin fiskal Indonesia dan stabilitas ekonomi dalam negeri.
Aset yang menjadi tujuan favorit kalangan kaya Indonesia meliputi emas, properti, dan aset digital seperti stablecoin USDT milik Tether Holdings SA yang nilainya dijaga 1:1 terhadap dollar AS.
Sejumlah manajer kekayaan, bankir swasta, dan penasihat keuangan yang diwawancarai Bloomberg menyebut bahwa tren konversi ke kripto ini mulai terjadi sejak Oktober 2024 dan melonjak tajam setelah rupiah melemah pada Maret 2025.
Bahkan, seorang bankir swasta menuturkan bahwa ada klien asal Indonesia dengan kekayaan bersih 100 juta hingga 400 juta dollar AS yang mengalihkan hingga 10 persen asetnya ke mata uang kripto.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]