WahanaNews.co | PT PLN (Persero) terus melakukan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Poco Leok, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). PLTP ini ditargetkan mampu memenuhi peningkatan permintaan listrik di NTT sekaligus mendongkrak pasokan energi bersih nasional.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengungkapkan pihaknya mendukung penuh upaya PLN mengembangkan pembangkit ramah lingkungan tersebut. Menurutnya, potensi energi baru terbarukan (EBT) di NTT bisa menjadi modal menjalankan transisi energi.
Baca Juga:
PLN Mendapat Apresiasi atas Respons Cepat Pulihkan Kelistrikan di Layanan Publik Bali
Ia juga mengatakan saat ini NTT masih menjadi salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Viktor mengatakan kemiskinan bukan karena NTT tidak memiliki kekayaan, tetapi karena kekayaannya belum dimanfaatkan dengan baik.
"Dengan dukungan PLN, provinsi ini akan menjadi salah satu yang terkaya di Indonesia pada 15-20 tahun mendatang. Karena kalau renewable energy menjadi panduan untuk energi masa depan, maka NTT salah satu lumbung dari EBT," jelas Viktor dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (20/5/2023).
Lebih lanjut, Viktor menjelaskan salah satu potensi EBT yang bisa dikembangkan untuk pembangkit listrik adalah panas bumi di Ulumbu. Pihaknya pun telah mendiskusikan pengembangan PLTP Ulumbu secara langsung dengan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, saat penyelenggaraan KTT ASEAN di Labuan Bajo beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Gubernur Bali Apresiasi Gerak Cepat PLN Atasi Gangguan Kelistrikan
Viktor menilai proyek pengembangan panas bumi perlu terus didorong sebagai alternatif dalam mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan menurunkan emisi karbon.
"Saya meminta masyarakat untuk mendukung keseriusan pemerintah melalui PLN dalam mengolah potensi panas bumi di Pulau Flores, termasuk pengembangan PLTP Ulumbu. Saya harapkan seluruh komponen ikut terlibat untuk membantu sehingga program ini berjalan lancar," sambungnya.
Viktor menjelaskan ketersediaan listrik bersih akan membuka potensi pengembangan ekonomi seluruh masyarakat NTT. Hal ini termasuk sektor pariwisata yang berpotensi besar menjadi destinasi dunia, seperti Labuan Bajo.
"Orang tidak mau masuk hotel kalau energi listriknya bersumber dari energi fosil. Pengembangan PLTP Ulumbu adalah bagian dari upaya kita membenahi ini semua," papar Viktor.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) Abdul Nahwan mengatakan saat ini kebutuhan energi listrik di NTT tumbuh cukup pesat. Hal ini mengakibatkan penambahan pasokan listrik, khususnya dari pembangkit EBT sangat dibutuhkan.
"Pemanfaatan potensi panas bumi PLTP Ulumbu ini sejalan dengan road map percepatan peningkatan bauran EBT nasional demi mencapai NZE pada 2060. Adapun pengembangan PLTP Ulumbu unit 5 dan 6 ini berkapasitas total 40 megawatt," jelasnya.
Nahwan mengungkapkan saat ini pembangunan perluasan PLTP Ulumbu telah memasuki tahap survei dan pembebasan lahan. Sebelumnya, PLN telah mengoperasikan PLTP Ulumbu unit 1-4 berkapasitas total 10 MW.
Ia menilai kehadiran PLTP menjadi penting karena dapat menghasilkan energi berkelanjutan sehingga tersedia untuk jangka waktu panjang. Terlebih energi ini juga tidak tergantung pada kondisi cuaca.
"Berbeda dengan PLTS dan PLTB, PLTP ini tidak bersifat intermittent, sehingga akan lebih andal bagi sistem kelistrikan. Keunggulan lain energi panas bumi adalah direct use atau dapat dipakai langsung ke pengguna akhir. Kemudian dapat menciptakan lapangan kerja, tidak ada polusi dan ramah lingkungan," pungkasnya. [eta]