WAHANANEWS.CO, Jakarta – Kali ini, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ikut angkat bicara soal polemik beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kembali mencuat ke publik.
Ia menyoroti beragam aspek mulai dari keberlanjutan proyek, dampaknya terhadap APBN, hingga keterlibatan China dalam menanggung risiko finansialnya.
Baca Juga:
Aipda Hendra Dibunuh Anggota Ormas Gara-Gara Utang Rp150 Ribu
Sandiaga tak segan menyebut nama Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang belakangan ramai dibicarakan karena mengungkap kekhawatiran soal utang proyek KCIC.
Diketahui, beberapa waktu lalu Purbaya dengan tegas menolak agar APBN ikut menanggung beban utang proyek kereta cepat yang dinamai Whoosh ini.
Menurutnya, seharusnya tanggung jawab keuangan proyek ini bisa dikelola secara mandiri oleh Danantara sebagai holding BUMN yang sudah memiliki kemampuan finansial sendiri, karena dividen sudah langsung masuk dalam kasnya.
Baca Juga:
Ratusan Petani di Cianjur Lapor Polisi Karena Mendadak Punya Hutang Puluhan Juta
Sandiaga sendiri mengaku mengenal dekat sosok Purbaya.
"Ada Sahabat saya Pak Purbaya yang sekarang rockstar banget, kebetulan saya juga kenal dengan pak Purbaya, kalau saya sih manggilnya pak Yudi, bahwa memang ada kekhawatiran bom waktu utang kereta cepat jadi kekhawatiran apa sih solusinya?" ujar Sandiaga dilansir dari media sosialnya, Minggu (19/10/2025).
Sandiaga menekankan bahwa keberlangsungan proyek infrastruktur semacam KCIC harus sejalan dengan amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 UUD 1945. Ia menyebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus digunakan untuk kepentingan rakyat luas, terutama dalam bidang strategis seperti pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan pembangunan infrastruktur jangka panjang.