WahanaNews.co | Pemerintah secara konsisten menjalankan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) untuk meningkatkan jumlah usaha mikro, kecil dan menengah, industri kecil dan menengah (IKM), serta pelaku ekonomi kreatif agar masuk ke dalam ekosistem digital.
Sejak diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Mei 2020, pemerintah terus mengajak masyarakat Indonesia agar semakin bangga dan cinta membeli dan menggunakan produk lokal berkualitas, sehingga industri dalam negeri dapat tumbuh dan berkembang.
Baca Juga:
Kemenperin Dorong Penyerapan Batik IKM Jadi Seragam Jemaah Haji
Hingga pertengahan tahun ini, Tim Gernas BBI yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasitelah melaksanakan rangkaian Gernas BBI di beberapa provinsi, yaitu Banten, Sulawesi Tengah, Kalimantan Utara, Papua Barat, Riau, dan Kalimantan Tengah.
Pada Juli ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai Campaign Manager membuka kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia di Bumi Rafflesia tersebut.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian berperan sebagai co-Campaign Manager BBI dan BBWI Bengkulu 2023 dengan dukungan dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, top brands, BUMN, BUMS, idEA, serta pihak lainnya. Kemenperin konsisten mendampingi Pemprov Bengkulu sejak tahap pendataan, kurasi IKM, launching kampanye, pelatihan dan pendampingan bagi 30 IKM/UMKM terpilih, perluasan akses pasar, hingga harvesting atau puncak acara.
Baca Juga:
Mendag Gigih Kampanyekan Sikap Bangga, Bela, dan Beli Produk Dalam Negeri
“Gernas BBI menargetkan sebanyak 30 juta IKM/UMKMbertransformasi masuk ke pasar digital. Selain itu, agar terjadi peningkatan transaksi penjualan bagi IKM/UMKMyang berhasil masuk ke dalam ekosistem digital tersebut sehingga dapat mendukung target 95% belanja pemerintah untuk Produk Dalam Negeri,” ucap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat Kick Off Gerakan Nasional BBI dan BBWI di Bengkulu, Kamis (27/7).
Menurut Agus, transformasi digital yang terjadi selama beberapa tahun terakhir diharapkan dapat membantu Indonesia untuk mencapai visi sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-5 di dunia pada tahun 2045.
Apalagi, Indonesia tercatat memiliki jumlah pengguna internet sebesar 212,9 juta orang dan 167 juta orang merupakan pengguna media sosial, dengan rata-rata penggunaan internet selama 7 jam dan 42 menit setiap harinyamenurut laporan We are Social Digital Indonesia pada Februari 2023.
Sementara Data Bank Indonesia tahun 2022 menunjukkan nilai transaksi e-commerce pada tahun 2022 mencapai Rp 476,3 triliun. “Angka-angka tersebut menunjukkan betapa besarnya potensi ekonomi melalui ekonomi digital yang mau tidak mau harus kita manfaatkan,” ungkap Agus.
Agus mengakui, dalam upaya pengembangan ekonomi digital di Indonesiabanyak tantangan terkait kesiapan para pelaku ekonomi digital untuk masuk ke ekosistem ini.
“Saya percaya, kita dapat melakukannya karena digitalisasi IKM/UMKM memungkinkan pelaku usaha memiliki jangkauan pemasaran lebih luas baik ke dalam maupun ke luar negeri dan membantu pemerintah dalam optimalisasi pembelian produk dalam negeri,” tutur Menperin.
Menperin juga berharap semakin banyak pelaku industri kecil yang mengurus sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sehingga dapat masuk ke e-katalog dan mengambil bagian dalam pengadaan barang dan jasa Pemerintah, baik Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD. Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Jumat (28/7). [jp/jup]