WahanaNews.co | PT PLN (Persero) teken Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) PLTS Bali Barat dan PLTS Bali Timur yang dikembangkan oleh PT Medco Energi Internasional Tbk melalui PT Medco Solar Bali Barat dan PT Medco Solar Bali Timur.
Pembangkit yang masing-masing memiliki daya 25 Megawatt peak (MWp) itu bakal menjadi PLTS ground-mounted terbesar di Indonesia. Kedua PLTS tersebut ditargetkan bakal beroperasi sebelum KTT G20 digelar di Bali.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Penandatanganan tersebut dilakukan di sela perhelatan Energy Transition Working Group (ETWG) G20 di Yogyakarta pada 24 Maret 2022. Agenda tersebut disaksikan secara langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dan secara virtual oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I, Pahala Nugraha Mansyuri.
"Sebagai key player dalam transisi energi di Tanah Air, PLN terus meningkatkan penggunaan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT). Termasuk di Bali yang akan menjadi lokasi acara puncak Presidensi G20 Indonesia," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Jumat (25/3/2022).
Pembangunan proyek strategis nasional yang juga masuk dalam pilar green transformasi PLN ini diharapkan berkontribusi dalam pencapaian target bauran EBT nasional sebesar 23 persen pada 2025. Kehadiran PLTS tersebut juga sejalan dengan visi pemerintah daerah yang sedang membangun Pulau Dewata berbasis energi hijau.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Beroperasinya dua PLTS ini akan menambah kapasitas pembangkit EBT eksisting nasional sebesar 0,6 persen. Sekaligus, menambah kapasitas terpasang PLTS eksisting nasional sebesar 61,7 persen," ungkap Darmawan.
Selain meningkatkan bauran EBT, pengoperasian kedua PLTS ini juga akan menambah keandalan sistem kelistrikan di Bali. “Pengembangan EBT menjadi prioritas bagi PLN karena dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada pembangkitan. Ini juga merupakan perwujudan misi perusahaan dalam mendukung pemerintah mencapai _net zero emission_ 2060," ujarnya.
Saat ini, daya mampu kelistrikan di Bali sebesar 1.322 MW. Perkiraan beban puncak saat KTT G20 sebesar 970 MW. Sehingga, masih tersisa cadangan sebesar 341,1 MW atau 25,9 persen.