WahanaNews.co, Jakarta - Ilmuwan China dan Jerman menjalin kerja sama erat dalam meningkatkan kolaborasi internasional dalam penelitian jelai, seperti yang diungkapkan oleh Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences/CAAS).
Jelai, yang dikenal dengan kemampuan adaptasinya yang baik dan daya tahan yang kuat terhadap stres, merupakan komoditas sereal terbesar keempat di dunia.
Baca Juga:
Prabowo Kunjungi Monumen Pahlawan Rakyat di Beijing
Tim ilmuwan dari Institut Ilmu Tanaman (Institute of Crop Sciences/ICS) China, yang dinaungi oleh CAAS, serta Institut Genetika Tanaman dan Penelitian Tanaman Pangan Leibniz (Leibniz Institute of Plant Genetics and Crop Plant Research) Jerman bersama-sama memublikasikan penelitian tentang riset dan pemanfaatan sumber daya plasma nutfah, serta teknologi genomika dan bioinformatika jelai, urai Direktur ICS Zhou Wenbin dalam Simposium Internasional tentang Adaptasi Jelai.
Hasil-hasil yang telah dicapai tersebut secara efektif membantu penelitian dasar China soal jelai dan meningkatkan pengaruh para peneliti jelai asal China di kancah internasional, imbuh Zhou.
Proyek kerja sama dan pertukaran China-Jerman terkait analisis genomika populasi adaptasi jelai, yang diprakarsai bersama oleh kedua institut, telah berjalan dengan baik sejak peluncurannya pada November 2022.
Baca Juga:
Bertemu Zhao Leji, Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Pererat Hubungan Indonesia-Tiongkok
Ilmuwan China dan Jerman meraih berbagai pencapaian dalam hukum formasi terkait adaptasi jelai terhadap keragaman iklim menggunakan teknologi genomika yang canggih.
Simposium itu akan berkontribusi pada pertukaran dan kerja sama antara China dan Jerman di bidang penelitian akademis dan aplikasi industri jelai, tutur Zhou.
Simposium yang diselenggarakan di Beijing oleh kedua institut itu berlangsung mulai 22 hingga 26 April.