WahanaNews.co | Krisis pangan dunia yang dipicu situasi global Covid-19, perubahan iklim dan isu geopolitik berdampak pada kondisi pangan serta akses ekspor.
Untuk mengatasi krisis pangan dunia tersebut, Kementerian Pertanian telah membuat kebijakan dan strategi yang dapat mengendalikan inflasi, menjamin pasokan pangan terjamin dan meningkatkan ekspor pangan; dengan mengikutsertakan banyak pihak termasuk perguruan tinggi.
Baca Juga:
Pertanian Modern Ada di Tangan Generasi Muda
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) untuk bersama-sama menghadapi berbagai ancaman krisis global.
Di antaranya dengan meningkatkan kualitas akademik dan menguasai kemampuan teknologi mekanisasi untuk peningkatan produksi.
Menurut Mentan Syahrul Yasin Limpo, peningkatan produksi penting dilakukan mengingat saat ini semua negara di dunia mengalami hal yang sama, yakni sama-sama menghadapi krisis pangan, termasuk Indonesia dan negara agraria lainya.
Baca Juga:
Permudah Akses Masyarakat Menuju Areal Pertanian, Pemdes Simanosor Bangun Jalan Sepanjang 2,4 KM
"Karena itu produksi dibutuhkan tidak hanya untuk kebutuhan nasional tetapi juga peluang ekspor yang bisa didorong dari bangsa ini. Selanjutnya, cara berperilaku bertani kita juga harus disesuaikan dengan tantangan-tantangan yang ada," katanya.
Mentan Syahrul mengatakan, mahasiswa sebagai agen perubahan dalam berbagai aspek dan lini bangsa harus mampu beradaptasi dengan cepat. Termasuk mahasiswa Polbangtan dalam mengelola produksi pertanian yang lebih maju dan modern.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi percayakan pembangunan pertanian di tangan generasi muda.
“Saat ini, kita sedang dalam kondisi yang tidak biasa-biasa saja. Kita merasakan dampak dari keadaan krisis pangan global.” kata Dedi
Menurutnya, krisis pangan kalau dibiarkan akan menyebabkan krisis lain yang multidimensi.
Berbicara mengenai krisis pangan, Dedi mengajak milenial agar ikut terlibat memikirkan solusi dari penyebab terjadinya krisis pangan.
Polbangtan Medan sebagai salah satu kampus milik Kementerian Pertanian telah menyelenggarakan workshop bertema “Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Sinergi Program Kementerian Pertanian di Polbangtan Medan” yang diselenggarakan pada 22-24 Agustus 2022 di Hotel Swiss Bellinn Gajah Mada Medan.
Kegiatan ini diikuti oleh 46 orang peserta yang terdiri dari Dosen tetap/tidak tetap dan asisten dosen Polbangtan Medan, Dirjen Horti Koordinator & Subkoordinator BAAKA, Subkoordinator Bagian Umum, Unit TIK.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini dalam arahannya mengatakan bahwa sesuai arahan dari Kepala BPPSDMP bahwa program pembelajaran di seluruh UPT Pendidikan di bawah naungan Kementerian Pertanian harus disinergiskan dengan program–program utama Kementerian Pertanian.
“Output workshop ini diharapkan dapat mengarahkan petunjuk teknis tentang pelaksanaan MBKM bagi mahasiswa dan perlu dilakukan workshop dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri [DUDI] yang dinilai layak oleh Jurusan atau Program Studi sebagai lokasi magang MBKM para mahasiswa, sehingga dapat diselaraskan dengan CPMK yang ada di dalam RPS setiap mata kuliah yang menjadi bagian dari MBKM di Semester V dan VI” kata Yuliana.
Kegiatan MBKM mendukung program prioritas Kementerian Pertanian, yaitu food estate dan program unggulan Kementerian Pertanian.
Di sisi lain, Program strategis yang dapat disinergikan dengan MBKM adalah kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan ketahanan pangan, peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian.
Dalam workshop tersebut, hadir beberapa narasumber, di antaranya, Sari Narulita selaku Sub Koordinator Informasi Sarana Teknis Karantina Pertanian Belawan; Suminah Dosen Universitas Sebelas Maret; dan Susilawaty selaku Koordinator Perencanaan Dirjen Horti. [qnt]