WahanaNews.co | Dalam upaya memajukan industri aluminium nasional ke level yang lebih maju, inovatif, dan kompetitif, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) INALUM berkomitmen untuk siap tancap gas untuk berinovasi dan berkolaborasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Operasi dan Portofolio PT INALUM (Persero), Danny Praditya, dalam acara Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Kawasan Pembangkit Listrik (PLTA) INALUM di Paritohan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Baca Juga:
Dirut MIND ID: Holding Industri Tambang Berperan Penting untuk Hilirisasi Produk
Danny mengatakan, potensi aluminium, baik secara sumber daya maupun market, masih memiliki potensi yang sangat besar, baik di Indonesia maupun global.
Hal tersebut, menurutnya, harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh INALUM lewat inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya adalah PT PLN (Persero), guna menambah pasokan energi listrik untuk peningkatan kapasitas produksi eksisting INALUM.
Diketahui saat ini INALUM sedang melakukan beberapa aksi korporasi strategis antara lain Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung, Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan Pembangunan Aluminium Remelt.
Baca Juga:
Momen Acara Baptis/Tardidinya Briella hannah sibagariang,Anak Perempuan Dari Bangkit Sibagariang
Proyek-proyek strategis tersebut diharapkan membuat INALUM mampu memenuhi kebutuhan pasar aluminium yang masih memiliki potensi besar di Indonesia dan global serta dapat mendorong sektor industrialisasi nasional yang lebih modern.
Kunjungan Komisi VII DPR RI ke INALUM yang juga dihadiri oleh Dirjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM RI, Rida Mulyana, merupakan bagian dari program kerja Kunjungan Kerja Spesifik yang berlangsung pada tanggal 16-18 November 2021 dengan melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi antara lain PLTA PT INALUM Persero, PLTA Sigura-Gura, PLTA Asahan 3 PT PLN (Persero), dan PLTA 1 Asahan PT Bajradaya Sentranusa (BDSN).
Adapun tim Komisi VII yang hadir dalam kunjungan tersebut antara lain Sugeng Suparwoto (Ketua Komisi VII DPR RI), Bambang Wuryanto, Novri Opungsungu, Lamhot Sinaga, dan Nasril Bahar.