WahanaNews.co | Republik Indonesia dan Italia bersedia memimpin G20 Joint Finance-Health Task Force yang dibentuk untuk meningkatkan dialog dan kerja sama global terkait respons pandemi.
Dalam kesempatan itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melakukan pertemuan dengan menteri lain dari beberapa negara dalam masa Presidensi G20 Italia. Dia didampingi oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang hadir secara virtual.
Baca Juga:
Sherpa G20 Indonesia Pimpin Perundingan Sebagai Perjalanan Akhir Presidensi G20 Brasil
Pertemuan diselenggarakan secara hybrid, serta menjadi bagian dari rangkaian pertemuan G20 Leaders' Summit (Konferensi Tingkat Tinggi G20/KTT G20).
Gugus tugas ini sebagai mekanisme kerja sama untuk menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi (Pandemic Prevention, Preparedness and Response/Pandemic PPR).
Selain itu, kedua negara juga akan mempromosikan pertukaran gagasan dari pengalaman dan praktik terbaik, membangun koordinasi antara menteri keuangan dan kesehatan, dan mendorong kepengurusan yang efektif serta mengadopsi One Health Approach.
Baca Juga:
Menkeu Lakukan Diskusi Strategis tentang Pembiayaan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan
PertemuanG20 Joint Finance and Health Ministers' Meeting dipimpin oleh Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan Italia, dengan dihadiri para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20, negara undangan dan pimpinan sejumlah organisasi internasional.
G20 Joint Finance and Health Ministers' Meeting ini juga menjadi salah satu langkah penguatan peran dan kapasitas WHO, sebab lembaga itu menjadi krusial dalam penguatan sistem kesehatan global yang transparan dan inklusif.
Dalam mencapai tujuan ini, menurutnya, perlu kepastian ketersediaan sumber daya yang memadai, termasuk melalui peningkatan kapasitas pembiayaan MDB serta pengembangan fasilitas pembiayaan baru.
Sri Mulyani mengungkapkan pekerjaan dalam mendorong pemulihan tidak akan berhenti dalam presidensi G20 saat ini.
Diperlukan berbagai upaya untuk lebih mengembangkan modalitas selama beberapa bulan mendatang dan Indonesia sebagai presidensi G20 selanjutnya akan memanfaatkan kesempatan untuk membuat komitmen yang tegas untuk bertindak.
"Sebagai Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia siap untuk melanjutkan upaya ini, karena kami percaya bahwa sangat penting untuk memfasilitasi upaya global untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat", kata Srimul dalam keterangan tertulis.
G20 menyatakan komitmen bersama dalam upaya mengontrol pandemi dengan target 40 persen vaksinasi dari total populasi global di akhir 2021, dan 70 persen di pertengahan 2022.
Sebagai Presidensi G20 berikutnya, Indonesia menyatakan kesiapannya memfasilitasi upaya global untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat.
Menurutnya, pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu krisis global terbesar dalam sejarah, dan hal ini bisa jadi bukan merupakan pandemi terakhir.
Tantangan ini menjadi pelajaran dan momentum penting untuk meningkatkan kapasitas sistem kesehatan di tingkat nasional, regional dan global, termasuk menjadi pemerataan akses terhadap vaksin sebagai persyaratan untuk pemulihan berkelanjutan. [rin]