WahanaNews.co, New York - Pemerintah Indonesia telah melaksanakan berbagai program untuk membantu meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia
di pasar dalam dan luar negeri.
Program tersebut diharapkan mendorong pemberdayaan perempuan mengingat 64,5 persen dari UMKM Indonesia dimiliki perempuan. Hal tersebut diungkapkan Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antar
Lembaga Fajarini Puntodewi sebagai salah satu panelis pada agenda tambahan “Woman Empowerment Troughs Trade: Breaking barriers and transforming subsistence into value chain participation”.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Diskusi digelar di sela-sela Konferensi Komisi Status Perempuan (Comission of the Status of Woman/CSW) ke-68 di PBB New York, Amerika Serikat pada Rabu lalu (13/3).
“Pemerintah Indonesia telah melaksanakan berbagai program untuk mendorong pemberdayaan
perempuan mengingat 64,5 persen dari UMKM Indonesia dimiliki perempuan. Dengan kata lain, mendorong kemajuan UMKM artinya mendorong pemberdayaan perempuan,” ujar Puntodewi.
Puntodewi melanjutkan, program-program tersebut meliputi pengembangan produk dan
peningkatan kapasitas; fasilitasi akses pasar dalam negeri, luar negeri, dan akses permodalan; serta penyelenggaraan pusat informasi dan digitalisasi perdagangan. Tidak ketinggalan revitalisasi sarana perdagangan yang berhasil membantu banyak UMKM mengembangkan usahanya termasuk menjadi eksportir unggul.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Pertemuan yang diselenggarakan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) tersebut menghadirkan CEO Women at the Table Caitlin Kraft-Buchman sebagai moderator.
Hadir sebagai panelis yaitu Special Advisor on Foreign Affairs, Foundation for European Progressive Studies Swedia Ann Linde; Senior Gender Officer, Rural Transformation and Gender Equality Division Food and Agriculture Organization (FAO) Clara Mi Young Park; Economic Affairs Officer, Trade, Gender and Development Programme UNCTAD Mariangela Linoci; dan Global Lead
Strategic Initiatives and Business Development MicroSave Consulting Jenifer Shapiro.
Puntodewi mengungkapkan, kesimpulan dari diskusi yaitu perdagangan memiliki peran penting dalam pemberdayaan perempuan, baik secara langsung bagi perempuan yang terlibat dalam kegiatan perdagangan maupun secara tidak langsung.
“Perlu berbagai upaya untuk mendukung partisipasi perempuan dalam perdagangan. Upaya tersebut meliputi pembangunan ekosistem finansial yang kondusif untuk perempuan, peningkatan kapasitas yang tertarget, pembangunan basis data yang kuat untuk mendorong formulasi kebijakan yang tepat termasuk dalam negosiasi perjanjian perdagangan bebas, serta transformasi struktural khususnya dalam mengubah mindset terhadap peran perempuan dalam
perekonomian,” jelas Puntodewi.
Turut hadir dalam kegiatan ini Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Lenny N. Rosalin, Hakim Agung pada Mahkamah Agung Nani Indrawati, dan Atase Perdagangan Washington DC Ranitya Kusumadewi.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]