“Negosiasi dengan pihak AS berjalan konstruktif. Kita berharap beberapa sektor strategis bisa segera memperoleh keringanan tarif. Pembicaraan ini bagian dari upaya menjaga daya saing produk Indonesia di pasar global,” kata Airlangga di Kuala Lumpur.
Menurut Airlangga, penundaan sebelumnya disebabkan oleh perubahan kebijakan dagang di Washington serta dinamika politik domestik Amerika Serikat, namun kini ada sinyal positif dari Gedung Putih.
Baca Juga:
Trump Ancam Cabut Dukungan AS Jika Israel Nekat Caplok Tepi Barat
Dengan langkah Trump yang memberikan kelonggaran bagi negara-negara ASEAN lain, Indonesia optimistis dapat segera menyusul dalam daftar penerima fasilitas perdagangan tersebut.
Langkah Amerika Serikat menurunkan tarif dinilai akan memberi dorongan besar bagi pertumbuhan ekspor di kawasan. Bagi Malaysia, Kamboja, dan Thailand, kebijakan ini dipandang mampu memperkuat posisi mereka dalam rantai pasok global, terutama di sektor manufaktur dan elektronik.
Sementara itu, bagi Indonesia, momentum ini menjadi peluang strategis untuk mempercepat negosiasi dan memperkuat posisi tawar di pasar global.
Baca Juga:
Macron Tegaskan Eropa Wajib Terlibat dalam Dialog Trump–Putin Soal Ukraina
“Kami melihat ini sebagai momentum untuk memperluas akses produk Indonesia ke pasar AS,” ujar Airlangga dengan optimistis.
KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur bukan hanya menjadi panggung diplomasi politik, tetapi juga ajang penting bagi manuver ekonomi lintas negara.
Di tengah dinamika global yang terus berubah, langkah Trump di Kuala Lumpur menjadi penanda bahwa hubungan ekonomi Asia Tenggara dan Amerika Serikat tengah memasuki babak baru, dan Indonesia bersiap menjadi bagian penting dari perubahan tersebut.