WahanaNews.co | Amblesnya harga aset kripto Terra Luna membuat investor babak belur setelah pasar aset digital tersebut juga ikut anjlok.
Mengutip New York Post, Jumat (13/5/2022), banyak investor merugi ribuan dolar AS, mulai dari trader yang bergabung dalam raksasa pasar kripto seperti Coinbase dan Binance, hingga investor yang mencurahkan tabungan mereka menjadi kripto.
Baca Juga:
Tips Cara Trading Bitcoin untuk Pemula, Dijamin Untung!
Salah satu investor yang curhat di forum Reddit untuk Terra Luna mengaku rugi lebih dari US$ 45.000 setelah Terra Luna merosot 99 persen.
Dirinya terancam tidak bisa membayar utang bank dan kehilangan tempat tinggalnya.
“Saya akan menjadi tunawisma,” ujarnya.
Baca Juga:
6 Tips Cara Trading Bitcoin untuk Pemula, Dijamin Untung!
Sejumlah pengguna forum Reddit lainnya mengaku rekan kerjanya sempat melakukan percobaan bunuh diri lantaran seluruh tabungannya pada 2021 telah diinvestasikan menjadi kripto.
Investor lain mengaku juga merugi US$ 15.000 setelah aset Terra Luna miliknya gagal diperdagangkan di atas US$ 100 bulan lalu.
“Saya seharusnya menguangkan saat itu US$ 100, maka saya mendapat keuntungan lebih dari US$ 25.000," ujarnya, seperti dikutip The Sun.
Namun ia mengaku masih berharap mendapatkan lebih banyak keuntungan untuk membayar uang muka rumah bagi keluarganya, sehingga ia masih mempertahankan koin Luna.
"Sepertinya saya kini tidak akan punya rumah dan tabungan," ujarnya.
Tidak hanya Luna yang terjun bebas, bitcoin juga sempat turun 20 persen menjadi US$ 28.300 pada Kamis (12/5/2022).
Ethereum dan Solana juga tercatat mengalami penurunan tertinggi sepanjang sejarah.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, keseluruhan kapitalisasi pasar aset kripto kini hanya berada di kisaran US$ 1,2 triliun, merosot jauh dari US$ 2,9 triliun pada November 2021.
Kepala Riset Blockchain.com, Garrick Hileman, mengatakan, banyak investor babak belur akibat peristiwa ini.
Ia menyebut dalam kripto berlaku hukum rimba, artinya hanya token yang kuat akan bertahan, sedangkan yang lemah tidak dapat bertahan.
Merosotnya kripto terjadi ketika The Fed menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi.
Hal ini terjadi seiring dengan indeks Nasdaq yang menunjukkan penurunan 30 persen untuk saham sektor teknologi.
Mengutip The Verge, kekacauan yang terjadi di pasar kripto dipicu oleh penurunan tajam yang mengakibatkan nilai US$ 200 miliar terhapus dalam satu hari.
Terra Luna mulai babak belur pada 9 Mei 2022 ketika harga stablecoin UST mulai merosot.
Algoritma stablecoin menyebabkan peningkatan besar-besaran dalam pasokan token Luna, yang berfungsi melawan UST untuk menyeimbangkan harga.
Saat ini UST diperdagangkan dengan nilai 40 sen, jauh merosot dari patokan US$ 1, sedangkan Luna hanya sekitar 1 sen dari patokan US$ 100 sebelumnya.
CEO perusahaan keamanan blockchain CertiK, Ronghui Gu, memaparkan, ini merupakan pertama kalinya sistem blockchain mengalami kekacauan.
Dirinya mengaku masih sangat optimistis stablecoin akan memperoleh masa depan yang lebih cerah.
Mengutip Channel News Asia, dalam laporan stabilitas keuangan dua tahunan pada Selasa (10/5/2022), Bank Sentral AS memperingatkan bahwa stablecoin rentan karena didukung aset yang dapat kehilangan nilai, atau menjadi tidak likuid saat terjadi tekanan pasar.
Ketua Komite Perbankan Senat, Senator Sherrod Brown, menegaskan, stablecoin menempatkan uang hasil jerih payah masyarakat Amerika dalam risiko, sehingga dapat mempengaruhi perekonomian.
Senator Republik, Pat Toomey, berkomentar bahwa ia tidak percaya stablecoin algoritmik seperti Terra Luna bisa menimbulkan risiko sistemik pada sistem keuangan.
Maka, tidak perlu dibuat regulasi atau undang-undang seputar produk stablecoin. [gun]