WahanaNews.co | Perusahaan penyedia logistik SiCepat disebut melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Langkah perusahaan tersebut berbanding terbalik dengan pendanaan yang berhasil dihimpun perusahaan untuk mengembangkan operasinya.
Baca Juga:
MK Putuskan Libur 1 untuk 6 Hari dalam UU CiptaKerja Bertentangan dengan UUD
Kabar PHK itu dibenarkan beberapa kurir SiCepat yang dijumpai wartawan.
"Infonya sih karena pendapatan perusahaan lagi turun banget. Tapi enggak tahu lagi alasan itu disampaikan ke yang bersangkutan yang kena pengurangan apa tidak," ujar seorang kurir yang enggan disebutkan namanya.
Yang dia pertanyakan, PHK itu dilakukan dengan meminta kurir menandatangani surat pengunduran diri (resign).
Baca Juga:
MK Kabulkan 70% Tuntutan Buruh, Serikat Pekerja Rayakan Kemenangan Bersejarah dalam Revisi UU Cipta Kerja
"Memang surat resign-nya itu kata-katanya menjurus kita yang pengin resign bukan kena pengurangan gitu," kata kurir yang lain, saat dihubungi wartawan, Minggu (13/3/2022).
Sebelumnya, wartawan telah mengkonfirmasi soal isu PHK kurir ini.
Tapi, Chief Marketing & Corporate Communication Officer (CMCCO) SiCepat Ekspres Indonesia, Wiwin Dewi Herawati, belum memberikan tanggapan.
Pertanyaan lewat WhatsApp maupun panggilan telepon, tak direspons.
Melalui akun Instagram resmi perusahaan, SiCepat hanya menyatakan, saat ini persoalan tersebut sedang diselesaikan secara kekeluargaan.
Berkembang Cepat
SiCepat didirikan oleh The Kim Hai pada 2014.
Pertumbuhan perusahaan pun terbilang cepat.
Empat tahun sejak dibentuk, SiCepat berhasil menjadi perusahaan logistik terdepan di Indonesia.
Bahkan, di 2018, SiCepat berhasil mendapatkan pendanaan Seri A senilai USD 50 juta dari Barito Teknologi dan Kejora InterVest Growth.
Setelah mendapat suntikan dana tersebut, pertumbuhan bisnis Sicepat mencapai 400 persen di 2020.
Tak hanya itu di kuartal I-2021, SiCepat kembali mendapatkan pendanaan dari sejumlah investor sebesar USD 170 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun.
Adapun investor yang mendanai SiCepat antara lain Falcon House Partners, Kejora Capital, DEG (the German Development Finance Institution), Asia Based Insurer, MDI Ventures (Telkom Indonesia), Indies Capital, Pavilion Capital (Temasek Holdings Subsidiary), Tri Hill dan Daiwa Securities.
Kucuran dana tersebut diklaim menjadi pendanaan Series B terbesar di Asia Tenggara.
Seiring dengan suntikan dana yang masuk, SiCepat pun mulai melebarkan bisnisnya.
SiCepat memulai ekspansi dengan menggandeng PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS).
Tertuang dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
MCAS dan SiCepat mulai melakukan kerja sama pada 3 Juli 2020.
Kerja sama diawali pada Januari 2021, SiCepat menginvestasikan hingga 51 persen saham ke anak perusahaan MCAS, PT Digital Maxima Kharisma (Digiresto).
Digiresto merupakan platform pemesanan makanan dan minuman.
Dalam hal ini SiCepat terlibat langsung dalam pengembangan, termasuk pengiriman jarak jauh.
Tak hanya itu, kerja sama juga terjadi di akhir 2021 lalu.
Di mana, SiCepat membeli 10 ribu unit motor listrik Volta.
Nantinya, unit motor tersebut akan digunakan oleh kurir SiGesit untuk mengantar dan menjemput paket pelanggan.
Namun, sayangnya, tidak disebutkan berapa kocek yang dikeluarkan SiCepat untuk ekspansi bisnisnya tersebut.
Dengan berbagai aksi bisnisnya itu, SiCepat berhasil mencatatkan pertumbuhan volume pengiriman hingga 93 persen, dengan rata-rata pengiriman paket sebanyak 2,8 juta paket per hari.
Di Tahun ini, SiCepat menargetkan bisa meningkatkan kembali volume pengiriman hingga 32 persen. [gun]