WahanaNews.co, Purwakarta - PT PLN (Persero) optimis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata mampu menjadi etalase percepatan transisi energi dalam mendukung pencapaian menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Sebagai PLTS terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia, PLTS ini mampu mengurangi emisi karbon sebesar 214 ribu ton per tahun.
PLTS Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) hasil kolaborasi dua negara yakni Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang melibatkan subholding PLN Nusantara Power dengan Masdar.
Baca Juga:
PLN Gandeng Masdar Bentuk Kajian Ekspansi PLTS Terapung Cirata Hingga 500 MWac
Dibangun di atas permukaan air waduk Cirata, PLTS seluas 200 hektare ini mampu memproduksi energi hijau berkapasitas 192 Megawatt peak (MWp) untuk menyuplai listrik bagi 50 ribu rumah.
Ket foto: Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (tengah) menandatangani prasasti peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11). Turut mendampingi Menteri Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab Thani bin Ahmed Al Zeyoudi (tiga dari kanan), Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir (dua dari kanan), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif (kanan), Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin (tiga dari kiri), Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri), dan Pj Bupati Purwakarta Benni Irwan (dua dari kiri). [wahanaNews.co/PLN]
Melihat luasan Waduk Cirata hingga lebih dari 6.200 hektare, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimis, kapasitas produksi PLTS Terapung Cirata masih bisa dioptimalkan hingga 1,2 Gigawatt peak (GWp).
Baca Juga:
Gibran Rakabuming Raka Komitmen Tingkatkan Energi Terbarukan PLN hingga 20%
"Kapasitas PLTS Terapung Cirata masih bisa dikembangkan lebih besar lagi, dengan total potensi maksimum mencapai sekitar 1,2 GWp apabila memanfaatkan 20% dari luas total waduk Cirata," tutur Arifin pada peresmian PLTS Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Kamis (09/11)
Tak hanya itu, menurut dia pengembangan pembangkit solar PV skala besar ini bisa menjadi daya tarik industri untuk membuat bahan baku solar PV. "Ke depan harapannya bahan baku bisa dikembangkan di Indonesia supaya TKDN-nya bisa full," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pembangunan PLTS Terapung Cirata menjadi langkah nyata PLN dalam mendukung pemerintah melakukan transisi energi. PLN mengembangkan green enabling transmission line dan smart grid yang merupakan bagian dari skema ARED (Accelerating Renewable Energy Development) di PLTS ini sehingga mampu menyuplai listrik dari sumber EBT yang terpisah dan terisolir menuju pusat demand listrik di perkotaan.