WahanaNews.co | Transaksi berjalan pada kuartal III/2021 mengalami surplus sebesar US$ 4,5 miliar terdorong kenaikan ekspor nonmigas.
Wakil Ketua Umum III Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta W Kamdani, mengatakan, sejumlah upaya perlu dilakukan untuk mempertahankan tren positif kinerja ekspor.
Baca Juga:
Arsjad Rasjid Jadi Ketua Dewan Pertimbangan, Anindya Bakrie Pimpin Kadin 2024-2029
Strategi utama yakni memastikan pengendalian pandemi terutama di pusat-pusat produksi berjalan dengan baik agar kinerja tidak terganggu masalah protokol kesehatan dan penyebaran pandemi.
"Kedua, memaksimalkan kapasitas produksi. Ini khususnya perlu untuk komoditas-komoditas ekspor yang sedang memiliki demand tinggi seperti batu bara, CPO, dan besi baja," kata Shinta, saat dihubungi wartawan, Jumat (19/11/2021).
Selain sejumlah komoditas unggulan ekspor tersebut, produk manufaktur lain diproyeksikan juga akan meningkat permintaannya di negara-negara maju, sehingga mempunyai peluang untuk diekspor dan mempertahankan kinerja pengapalan nasional secara agregat.
Baca Juga:
Menko Airlangga Dorong Transformasi Sistem Ekonomi Pangan Pasca Pandemi
Ketiga, harus ada kepastian terkait kelancaran rantai pasok.
"Khususnya memastikan logistik ekspor bisa berjalan dengan lancar meskipun terkendala biaya kontainer yang mahal dan suplai kontainer yang terbatas," katanya.
Sejalan dengan pencapaian transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial pun mencatatkan surplus sebesar US$ 6,1 miliar atau mencapai 2 persen dari produk domestik bruto (PDB), lebih tinggi dari capaian surplus pada kuartal sebelumnya senilai US$ 1,6 miliar.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor nasional mencapai US$ 61,42 miliar pada kuartal III/2021, tumbuh 50,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun ekspor nonmigas tumbuh 38,96 persen menjadi US$ 46,6 miliar. [dhn]