WahanaNews.co | Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, mengungkapkan bahwa hampir semua mobil listrik di Indonesia saat ini menggunakan alat pengisian yang dipasang di rumah. Hal ini mendorong PLN untuk membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di daerah di luar perkotaan.
Menurut Darmawan, pembeli mobil listrik sudah mendapatkan fasilitas pengisian di rumah yang disediakan oleh dealer. Satu kali pengisian penuh dapat digunakan untuk menempuh jarak 300-400 km, sehingga jika digunakan untuk perjalanan rutin ke kantor sejauh 60 km per hari, mobil tersebut dapat digunakan setidaknya selama lima hari.
Baca Juga:
Semangat Sumpah Pemuda, PLN Ajak Gen-B Dukung Penggunaan Transportasi Hijau
"Dalam hal ini, sebenarnya 95 persen mobil listrik menggunakan pengisian di rumah dan fasilitas ini sudah dilengkapi saat membeli mobil," ujar Darmawan saat berbicara dalam rapat dengan Komisi VI DPR pada Rabu (12/7/2023).
Dia juga menyebut bahwa PLN sedang mengembangkan sistem digital yang terhubung dengan dealer mobil untuk memenuhi kebutuhan pengisian mobil listrik di rumah.
PLN ingin mendapatkan notifikasi ketika ada kebutuhan pemasangan fasilitas pengisian di rumah untuk memastikan bahwa sistem listrik di rumah pelanggan dapat menampung peningkatan daya dan memenuhi kebutuhan pemasangan tersebut.
Baca Juga:
Wujudkan Semangat Hari Sumpah Pemuda, PLN UID Jakarta Raya Gelar Entity Gathering
Darmawan menyatakan bahwa pengisian mobil listrik di rumah sudah cukup memadai untuk penggunaan di perkotaan. Hal ini menyebabkan minat terhadap pendirian SPKLU di dalam kota menjadi rendah, sehingga fasilitas pengisian tersebut juga akan dibangun lebih banyak di luar kota.
"Minat terhadap SPKLU di dalam kota memang sangat rendah, mengapa? Karena pengisian di rumah sudah mencukupi hingga 5-6 hari. Oleh karena itu, kami juga membangun SPKLU di rest area dari Jakarta hingga Bali, dan juga di Sumatera," jelasnya.
Menurut data PLN saat ini, terdapat 600 SPKLU yang tersebar di seluruh Indonesia. PLN berharap dapat meningkatkan jumlah SPKLU dengan memanfaatkan strategi franchising, yaitu dengan mengajak investor untuk mendirikan SPKLU di lokasi-lokasi strategis.
"Kami juga menerapkan strategi franchising, karena kami mengakui bahwa kami tidak memiliki tempat parkir strategis seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan," tambahnya.
"Untuk itu, kami bekerja sama dengan pemilik lapangan parkir juga dengan investor teknologi dan juga investor dari sudut pandang kapital sehingga kami menjahit agar ini bisa menjadi franchising, jadi pihak ketiga banyak sekali yang tertarik untuk berinvestasi agar bisa membangun SPKLU di lapangan parkir tersebut," papar Darmawan. [eta]