WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, pernah mengalami hal tidak mengenakan dengan PT Freeport Indonesia, saat perusahaan itu masih dikuasai perusahaan Amerika Serikat (AS).
Jokowi menerangkan saat itu pemerintah sudah meminta Freeport Indonesia untuk membangun pabrik pemurnian atau smelter. Tapi perintahnya itu tidak dijalankan perusahaan.
Baca Juga:
Industri Hilir Domestik Harus Dibangun, RI Bersiap Kebanjiran Tembaga
"Dulu Freeport bertahun-tahun perintah untuk bikin smelter saja tidak pernah didengarin. tapi begitu Freeport 51% milik BUMN, tahun lalu smelter saya perintah untuk dibangun karena mayoritas milik kita sudah dibangun di Gresik," ucapnya dalam acara Silatnas dan Ultah ke-19 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat, Jumat (5/8/2022).
Jokowi melanjutkan, cerita pun berubah ketika Indonesia melalui BUMN menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Perusahaan yang mengeruk hasil tambang di Papua itu pun tunduk dan mau membangun smelter di Indonesia.
"Nanti kita lihat tembaga smeltering ini sampai berapa, tapi saya meyakini bisa sampai 20kali. Kadang tidak saja bahan mentah bukan tembaga tapi emas juga kita kirim. Mana kita tahu nanti smelternya jadi emasnya mungkin lebih banyak dari tembaganya. tapi kita belum tahu karena belum ada produksi di smelter," tuturnya.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Tinjau Smelter Freeport dan Pabrik Foil Tembaga di Kawasan Industri JIIPE Gresik
Hal itu menurut Jokowi sejalan dengan rencana pemerintah menggenjot hilirisasi dan industrialisasi di dalam negeri. Rencana itu untuk menyetop ekspor bahan mentah dari hasil tambang di dalam negeri.
"Kita sejak zaman voc ekspornya bahan mentah emang paling enak, batubara keruk langsung kirim bahan mentah, nikel, tembaga Freeport kirim bahan mentah dan lupa siapkan fondasi industrialisasinya. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.