WahanaNews.co | Minimnya penerapan bioteknologi di Indonesia mendorong Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mengkaji kerja sama alih teknologi sektor agribisnis dengan Amerika Serikat (AS).
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto di Surabaya, Sabtu (16/7) mengatakan, penjajakan kerja sama itu dilakukan setelah Kadin bertemu Atase Pertanian Kedutaan Besar AS, Jasmin Osinski dan Konselor Pertanian Kedutaan besar AS Rey Santella di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
"Dalam pertemuan itu, kami sepakat mendorong peningkatan kinerja sektor agrobisnis di wilayah Jatim melalui penerapan bioteknologi untuk komoditas pertanian seperti jagung, kedelai dan buah-buahan," kata Adik, kepada wartawan.
Adik mengatakan, alih teknologi sangat diperlukan demi tercapainya kemandirian pangan nasional, khususnya untuk beberapa komoditas yang hingga saat ini masih harus impor seperti kedelai.
"AS adalah salah satu negara yang berhasil menerapkan bioteknologi untuk komoditas pangan. Oleh karena itu, Kadin berharap adanya kerja sama untuk mengembangkannya di Jatim. Alhamdulillah mereka setuju," kata Adik.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Bioteknologi pertanian adalah suatu alat baru dalam ilmu perbaikan tanaman dan hewan. Teknik ini menggunakan teknologi penggabungan atau penyambungan sel dan gen (DNA) untuk memperbaiki tanaman dan hewan, atau untuk menghasilkan produk baru.
Teknologi ini sudah banyak digunakan di luar negeri seperti di kedelai sehingga biji menjadi lebih besar, produktivitas lebih tinggi dan masa tanam menjadi lebih pendek.
“Di beberapa negara, yang paling besar menggunakan tread bioteknologi adalah kedelai. Dan kedelai ini paling terseok-seok adalah Indonesia.”