WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, mengungkapkan bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.
Menurut Budi, kebijakan proteksionisme yang diusung oleh Trump, seperti tarif impor yang tinggi, berpotensi menghambat pertumbuhan ekspor Indonesia.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
"Tentu saja ini akan menghambat kinerja ekspor Indonesia, sebab perang tarif seperti itu bisa menurunkan daya saing," ujar Budi, mengutip ANTARA, Minggu (10/11/2024).
Budi menjelaskan bahwa China, sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia, akan menjadi negara yang paling terpengaruh oleh kebijakan proteksionisme Trump.
Jika pertumbuhan ekonomi China melambat akibat kebijakan tersebut, permintaan terhadap produk Indonesia dari China juga diperkirakan akan menurun.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
"Ketika mitra dagang utama Indonesia terdampak dan mengalami perlambatan ekonomi, dampaknya akan terasa secara langsung maupun tidak langsung pada ekspor Indonesia," jelasnya.
Budi juga menambahkan bahwa meskipun ada kemungkinan penerapan tarif tinggi untuk produk China, peluang bagi Indonesia untuk menggantikan posisi China di pasar Amerika Serikat cukup terbatas.
Produk China yang memiliki keunggulan kompetitif sulit digantikan oleh produk Indonesia dalam waktu yang singkat.
Donald Trump berhasil memenangkan Pilpres AS 2024 dengan mengalahkan pesaing dari Partai Demokrat, yaitu Kamala Harris, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden.
Berdasarkan laporan lembaga survei dan media utama AS pada 6 November, Trump telah memperoleh 295 suara elektoral, melewati batas 270 suara yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilu.
Sampai 8 November, Associated Press (AP) melaporkan bahwa Kamala Harris baru meraih 226 suara elektoral.
Namun, proses Pilpres AS 2024 masih berlanjut karena ada beberapa tahapan yang harus diselesaikan sebelum Trump dapat resmi dilantik sebagai presiden terpilih.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]