"Melalui program co-firing batu bara dengan biomassa ini, kita bisa mengubah rantai pasok yang biasanya terjadi B to B menjadi berbasis kekuatan rakyat," tambah Darmawan.
Direktur Utama SHS Maryono menjelaskan, kerja sama ini juga sejalan dengan transformasi bisnis yang dilakukan oleh perusahaannya. Apalagi, selama ini dalam mengelola sawah dengan hasil sebesar 55 juta ton per tahun, ada tumpukan sekam sebesar 11 juta ton.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Yang biasanya ini hanya menumpuk, kini Alhamdulillah sudah ada off taker-nya. Kami akan mengolah sekam ini menjadi bentuk pelet yang bisa digunakan PLN untuk program co-firing," ujar Maryono.
Saat ini PLN dan SHS sudah melakukan uji coba penggunaan pelet dari sekam ini pada dua PLTU, yaitu PLTU Lontar dan PLTU Indramayu. Pelet yang berasal dari sekam padi ini mempunyai kalori 3.700 sehingga mampu menjadi substitusi batu bara.
"Namun pengembangan ini tidak hanya di Jawa saja, wilayah Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung padi Indonesia juga bisa menjadi proyek selanjutnya bersama PLN," ujar Maryono. [bay]
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.