WahanaNews.co, Surabaya - Kementerian Perdagangan terus melakukan pengawasan terhadap
distribusi barang kebutuhan pokok MINYAKITA. Pengawasan tersebut dilakukan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026 secara intensif.
Hal ini disampaikan Direktur Tertib Niaga, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib
Niaga Kemendag Mario Josko saat memimpin pengawasan, distribusi, dan harga jual MINYAKITA di Pasar Pucang Anom, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (5/12).
Baca Juga:
Business Matching UMKM Januari–November 2025 Catat Transaksi USD 134,40 Juta, Minat Terhadap Produk UMKM Meningkat
Pengawasan ini dilakukan bersama
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, serta Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya.
"Kemendag mengintensifkan pengawasan distribusi MINYAKITA menjelang HBKN Nataru 2026 untuk memastikan ketersediaan stok dan kesesuaian harga MINYAKITA di tingkat konsumen. Hari ini, kami melakukan pengawasan di salah satu pasar pantauan di Surabaya, yaitu Pasar Pucang Anom. Berdasarkan pengawasan, ketersediaan stok MINYAKITA mencukupi dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) senilai Rp15.700/liter," ujar Mario.
Mario menambahkan, berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) per 5 Desember 2025, harga rata-rata MINYAKITA secara nasional tercatat sebesar Rp16.700 per liter. Harga tersebut relatif stabil dibandingkan minggu sebelumnya. Sementara itu, harga MINYAKITA di Surabaya terpantau sudah sesuai HET.
Baca Juga:
Mendag Busan Serahkan Penghargaan Good Design Indonesia 2025 kepada 51 Produk
Mario menjelaskan, Pasar Pucang Anom yang merupakan salah satu pasar pantauan mendapatkan pasokan MINYAKITA dari PT Mahesi Agri Karya, PT Megasurya Mas, dan Wilmar Group. Mario menegaskan, Dinkopdag Kota Surabaya terus berkoordinasi dengan para produsen sehingga pasokan MINYAKITA ke pasar tradisional tetap terjaga.
Mario berharap, kolaborasi ini dapat
membantu menjaga kestabilan harga MINYAKITA di tingkat konsumen di Surabaya. Selain pasar tradisional, lanjut Mario, pengawasan juga dilakukan kepada produsen MINYAKITA di Surabaya yang turut memasok MINYAKITA di wilayah Indonesia Timur, antara lain PT Mahesi Agri Karya dan Wilmar Group.
“Dalam rangka memastikan ketersediaan pasokan MINYAKITA di wilayah Indonesia Timur, PT Mahesi Agri Karya berkomitmen menyalurkan sebanyak 166 ribu liter MINYAKITA untuk memenuhi kebutuhan di Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Sementara itu, Wilmar Group
akan memasok 162 ribu liter MINYAKITA untuk wilayah Sulawesi Utara dan 90 ribu liter MINYAKITA untuk Nusa Tenggara Barat. Kami berharap, dengan pasokan yang kontinu ini, harga MINYAKITA di wilayah Indonesia Timur tetap stabil,” tutur Mario.