WahanaNews.co, Jakarta - Jelang Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN tahun ini, dalam kelompok pilar ekonomi telah digelar Preparatory Senior Economic Officials’ Meeting pada hari Sabtu (2/09) di Jakarta yang menyiapkan dan membahas berbagai hal untuk disampaikan dalam pertemuan tingkat Menteri yakni The 23rd ASEAN Economic Community Council (AECC) Meeting, Minggu (3/9).
Perlu diketahui bahwa pertemuan The 23rd ASEAN Economic Community Council (AECC) akan dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku chair yang membawahi pilar-pilar ekonomi.
Baca Juga:
Prabowo Sampaikan Kepuasan atas Kinerja Kabinet Merah Putih Pada US-ASEAN Business Council
Bersamaan dengan kegiatan Preparatory Senior Economic Officials’ Meeting, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama Kementerian/Lembaga yang menjadi pengampu di pilar ekonomi juga menggelar press conference yang bertujuan untuk memberikan background dan penjelasan secara komprehensif kepada rekan-rekan media terkait perkembangan pembahasan pilar ekonomi dalam Keketuaan Indonesia pada ASEAN tahun ini.
Perlu diketahui bahwa dalam pilar ekonomi terdapat 3 Strategic Thrust yakni Recovery Rebuilding, Digital Economy, dan Sustainability yang terdapat 16 Priority Economic Deliverables (PED) didalamnya. Pada Strategic Thrust yang pertama yakni Recovery Rebuilding, terdapat 6 PED yakni (1) ASEAN Services Facilitation Framework (ASFF); (2) mendorong pemulihan, menjamin stabilitas, ketahanan ekonomi dan keuangan; (3) Deklarasi para pemimpin ASEAN tentang penguatan ketahanan pangan dan gizi sebagai respon terhadap krisis; (4) Penandatanganan The 2nd Protocol to Amend the Agreement Establishing the ASEAN–Australia–New Zealand Free Trade Area (AANZFTA); (5) Pembentukan Unit pendukung RCEP di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Indonesia; dan (6) ASEAN Framework on Industrial Project-Based Initiative. Pada Strategic Thrust Recovery Rebuilding, ke-enam PED nya telah completed.
Kemudian pada Strategic Thrust yang kedua yakni Digital Economy, terdapat 5 PED yakni (1) Implementasi Penuh Electronic Certificate of Origin (e-Form D) through the ASEAN Single Window; (2) meningkatkan konektivitas pembayaran, mendorong literasi dan inklusi keuangan digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif, dan memperkuat ketahanan di sektor Keuangan; (3) Leaders’ Statement to Develop the ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA); (4) Regulatory Pilot Space (RPS) untuk memfasilitasi aliran data digital lintas batas untuk memungkinkan mobil self-driving di ASEAN; dan (5) ASEAN Framework on Logistics for Digital Economy Supply Chain for Rural Area (Last-Mile Delivery). Pada Strategic Thrust Digital Economy, terdapat 2 PED yang telah completed, sedangkan 3 diantaranya on-going.
Baca Juga:
Wisatawan Indonesia Meningkat Tajam, 731 Ribu Perjalanan ke Luar Negeri di Oktober 2024
Sementara itu dalam pada Strategic Thrust yang ketiga yakni Sustainability, terdapat 5 PED yakni (1) Peta Jalan Harmonisasi Standar ASEAN untuk mendukung implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs); (2) pengembangan ekosistem kendaraan listrik, (3) pengembangan ASEAN Blue Economy Framework; (4) mempromosikan pembiayaan transisi untuk mendukung keuangan berkelanjutan dan ekonomi hijau; dan (5) Deklarasi Sustainable Energy Security through Interconnectivity. Pada Strategic Thrust Sustainability, terdapat 3 PED yang telah completed, sedangkan 2 diantaranya on-going.
“Dari 16 prioritas ekonomi ini, rencananya akan ada 11 PED yang selesai di KTT nanti, 5 PED lain akan segera diselesaikan di kuartal 4 di tahun 2023. Sehingga diharapkan per tahun ini 16 PED bisa diselesaikan bersama-sama,” jelas Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.
Pada konferensi pers tersebut dijelaskan perkembangan terkini seluruh PED, antara lain terkait ekosistem electric vehicle dan Digital Economic Agreement Framework (DEFA).