"Saat ini, kami mendorong sektor potensial seperti agriculture, health, and wellness, energi bersih dan teknologi, yang mengedepankan Sustainable Development Goals dengan skala ekonomi sesuai target pasar," kata Rully.
Menurut Rully, pemerintah terus mendukung program atau kegiatan yang tidak hanya berupa pelatihan-pelatihan semata (one shot knowledge sharing), tetapi program teknis/praktis untuk perbaikan tata kelola perusahaan dan pengembangan usaha dengan pencapaian target bersama.
Baca Juga:
Menkop UKM Harapkan PLUT KUMKM Bangun Fondasi Anak Muda Kreatif Masuk Industrialisasi
"Harapan kami, program Women in Entrepreneurship Standard Chartered for UMKM dapat memberikan manfaat signifikan bagi wirausaha perempuan untuk menjadi future SMEs di Indonesia, dan menjadi simpul kolaborasi yang efektif," kata Rully.
Tak hanya itu, Rully juga berharap program ini dapat menciptakan impact bagi perkembangan dan keberlanjutan usaha para peserta, serta menjadi pembuka akses pasar, agregator, atau bahkan akses pembiayaan untuk memenuhi skala ekonomi dan pasar nasional.
Sementara itu, Direktur Kepatuhan Standard Chartered Dewi Muhfiyanti menjelaskan bahwa pihaknya bersama Yayasan Benih Baik sudah membina sekitar 3000-an UMKM perempuan di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Menkop UKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM
"Kita terus perjuangkan kesetaraan gender, kesetaraan kesempatan, dan dukungan untuk perempuan," kata Dewi.
Dewi menekankan pentingnya komitmen dalam pemberdayaan perempuan, di antaranya mendukung hak-hak akses berbisnis bagi perempuan.
"Program Women in Entrepreneurship ini menjadi jembatan bagi kesenjangan gender dalam dunia bisnis, hingga membangun jiwa kewirausahaan di kalangan perempuan," kata Dewi.